Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan terus menekan tingkat peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang yang cukup tinggi di wilayah setempat.

"Tingginya peredaran narkoba di Kalsel terkait dengan besarnya permintaan pengguna dan pengedar, sehingga Kalsel dijadikan sasaran," kata Kepala BNNP Kalsel Brigjen Pol Drs Marsauli Siregar SH di Banjarmasin, Sabtu.

 Dia mengatakan, para bandar besar pun disinyalir berusaha memasok sebanyak-banyaknya Narkoba ke provinsi ini guna mememuhi tingginya permintaan dari penyalahguna yang jadi korban kecanduan zat adiktif yang ada dalam narkoba.


 Atas dasar fakta itulah, BNNP Kalimantan Selatan, berusaha keras menekan permintaan Narkoba agar bisa memutus mata rantai suplai (pasokan) dan demand.


 Marsauli pun mengakui pengguna Narkoba aktif di Kalsel cukup tinggi dan ini menjadi peluang para bandar untuk terus berupaya memasok Narkoba dengan beragam cara.


 Pria kelahiran Tapanuli Selatan 11 Januari 1961 itu memastikan upaya pemberantasan yang dilakukan jajarannya hanya bagian dari menekan pasokan dari jaringan pengedar.


 Namun lebih penting dari penegakan hukum, kata Marsauli, adalah upaya pencegahan yang salah satunya program rehabilitasi bagi pecandu Narkoba.

 "Data terakhir penyalahguna Narkoba di Kalsel mencapai 55.000 orang dan mereka ini harus diobati agar sembuh dan tidak lagi mencari Narkoba untuk memenuhi ketergantungannya," jelas alumni Akpol 1985 itu.


 Dikatakannya, hingga kini BNNP Kalsel sudah merehabilitasi sebanyak 1.800 orang, baik yang menjalani rawat inap di rumah sakit atau panti rehabilitasi maupun pengobatan rawat jalan secara berkala.


 Marsauli berharap, program rehabilitasi tersebut bisa berhasil memutus mata rantai suplai dan demand dengan dibarengi bidang pencegahan lainnya seperti sosialisasi anti Narkoba guna menggelorakan ke seluruh elemen masyarakat bersama-sama memerangi dan memberabtas barang laknat tersebut. 

Pewarta: Gunawan Wibisono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017