Semakin menipisnya persediaan kayu hutan setelah terjadi pembabatan secara besar-besaran dalam kurun waktu belakangan menggangu jumlah kayu dari pohon buah-buahan.


Ketua Komunitas Pecinta Pohon Kalsel Akhmad Arifin kepada ANTARA di Banjarmasin, Selasa mengaku prihatin dengan permasalahan tersebut sehingga perlu ada solusinya.

Ia menyebutkan, sulitnya pencarian kayu di hutan akhirnya banyak warga yang memanfaatkan kayu dari pohon buah-buahan untuk dijadikan papan, balokan, dan kayu olahan lainnya.

Belakangan banyak kayu pohon buah-buahan itu ditebang lalu dijadikan venner salah satu komponen dari produksi kayu lapis (plywood), tambahnya.

Bahkan batang pohon nyiur saja sekarang dimanfaatkan untuk kayu olahan dan produksi kayu olahan batang nyiur tersebut diperjualbelikan dan diantarpulaukan ke Jawa.

Pohon buah yang banyak ditebang itu adalah yang bergaris tengah besar seperti pohon hampalam, pohon durian, pohon maritam, pohon lahung atau layung, pohon binjai, pampakin, hambawang dan pohon buah lainnya.

Yang mengkhawatirkan dengan kebiasaan memanfaatkan pohon kayu buah itu adalah populasi buah-buahan lokal yang akan menipis, padahal dari beberapa jenis pohon buah itu ada yang mulai langka seperti pohon maritam, pohon binjai, pohon lahung dan pohon pampakin.

Sekarang saja jenis buah tersebut sudah begitu sulit ditemukan dipasaran yang menandakan buah tersebut sudah langka.

Karena itu diperlukan semacam aturan untuk mencegah penebangan pohon buah-buahan tersebut, terutama jenis pohon buah yang langka guna menjaga kelestarian jenis buah lokal itu, kata Akhmad Arifin.(H005/A)

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011