Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pendapatan petani plasma kebun kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, periode Juli yang diserahkan Agustus 2017 bervariasi kisaran Rp1 juta - Rp3,2 juta per hektare.

Wakil Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada, Narso, di Kotabaru, Sabtu, mengungkapkan hasil plasma kelapa sawit untuk Desa Telagasari sebesar Rp1 juta/ha, Mandala Rp1,5 juta/ha, dan Sukamaju Rp2,5 juta/ha.

"Pelajau Baru Rp2 juta/ha, Pulau Panci Rp2 juta/ha, Seikupang Jaya sebesar Rp3,2 juta/ha, Sangking Baru Rp3,2 juta/ha, Pantai Baru Rp1,8 juta/ha, Bumi Asih Rp1,8 juta/ha, Pemblacanan Rp2 juta/ha, Sei Nipah Rp 3,2 juta/ha, Sidomulyo Rp2,5 juta/ha, dan Cantung Rp2,5 juta/ha," kata Narso.

Dengan pendapatan tersebut wajah-wajah petani plasma kelapa sawit anggota KUD Gajah Mada terlihat berseri-seri, karena hasil panenya melonjak hingga Rp3,2 juta per hektare.

Seorang anggota petani plasma, Abu Bakar, mengatakan saat terjadi trek (buah berkurang), beberapa bulan lalu hasil plasma terus merosot hingga Rp150 ribu per ha, namun kini petani kembali menikmati hasil mulai Rp1 juta/ha - Rp3,2 juta/ha.

"Bagi petani masa-masa trek adalah masa prihatin, apabila ada anak meminta dibelikan buku ditunda, mau minta baju seragampun ditunda karena hasil sawit minim hanya cukup untuk belanja dapur," katanya.

Namun setelah hasil sawit melonjak drastis, petani plasma sawit mulai sumringah bisa membelikan keperluan anak sekolah, dan membayar uang iuran di sekolah.

"Alhamdulillah, anak saya bisa membayar uang kuliah dan membayar kos rumah, sudah dua bulan ini biaya kos belum dibayar," kata H Hamim, petani yang masih memiliki anak kuliah di Banjarbaru.

Petani asal Jawa Timur ini mengaku bersyukur, bisa membayar SPP dan biaya kos anaknya yang tertunggak.

Ia berharap, beberapa bulan ke depan hasil plasma sawit masih bagus, mengingat anak sulungnya yang mulai menyusun skripsi membutuhkan biaya besar.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017