Sebanyak puluhan sepeda motor mengalami brebet (tersendat) hingga mati total setelah mengisi Pertalite di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel).

"Fenomena sepeda motor brebet ini sudah terjadi sejak akhir Oktober lalu hingga November ini. Rata-rata jenis motor matic yang alami brebet," kata salah satu pekerja bengkel motor Amat di Barabai, Rabu.

Ia mengaku sudah melayani puluhan motor warga sejak awal bulan tadi dengan keluhan serupa dengan rata-rata jenis sepeda motor matic seperti Scoopy, Beat, Vario, PCX, serta jenis motor lainnya. 

Baca juga: Pertamina jamin penggunaan pertalite di Kalsel aman

"Penanganan beragam, ada alami kerusakan ringan hingga paling parah bongkar total, karena kerusakan cukup berat. Tangki BBM-nya juga kita bersihkan," ujarnya.

Amat mengatakan, warna Pertalite berbeda seperti biasanya dengan agak hijau terang dan mengendap di busi pembakaran, sehingga busi pun juga sebagian harus diganti.

Akibat fenomena motor brebet ini, para pengguna Pertalite pun diduga ramai-ramai beralih menggunakan Pertamax hingga terjadi kekosongan stok di sejumlah SPBU dalam beberapa waktu terakhir. 

Baca juga: Pertamax jalur sepeda motor cepat habis hitungan jam di Banjarmasin

Terkait peristiwa itu, Kepala Bidang Perdagangan HST Aris Waluyo mengatakan pihaknya juga beberapa waktu lalu telah memanggil para pengelola SPBU di HST.

Ia juga memintai tanggapan dan klarifikasi dari pada pengelola SPBU se-HST terkait fenomena motor brebet, mogok hingga kerusakan mesin yang menimbulkan keresahan masyarakat.

Aris menerangkan, dari keterangan para pengelola SPBU, mereka mengaku telah melaksanakan sesuai SOP Pertamina dan tidak ditemukan keluhan maupun gangguan kualitas dari SPBU, serta menyampaikan data hasil pengujian kualitas.

"Tindak lanjutnya ke depan untuk menjaga stok Pertamax tetap aman, dan tetap melakukan pengujian minyak dengan berbagai alat penguji sesuai standar," jelasnya. 



 

Pewarta: Muhammad Hidayatullah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025