Bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax untuk jalur sepeda motor di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dilaporkan cepat habis dalam hitungan jam.
Pantauan ANTARA di Banjarmasin, Kamis, menunjukkan antrean kendaraan roda dua cukup panjang di jalur pengisian Pertamax sejak pagi hari.
Baca juga: Ketua DPRD Kalsel soroti dugaan BBM oplosan
Misalkan di SPBU Jalan A Yani Km 6 Banjarmasin, antrean panjang sepeda motor sudah terlihat untuk mengisi Pertama hingga pintu masuk pengisian sejak pukul 08.00 Wita.
Sementara itu, jalur pengisian Pertalite justru tampak lengang, namun jalur khusus sepeda motor untuk Pertamax sudah ditutup karena kehabisan stok pada pukul 11.00 Wita.
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU sekitar Masjid Raya Sabilal Muhtadin, pengendara sepeda motor tampak antre hingga dua baris untuk mendapatkan Pertama dengan waktu pengisian rata-rata antara 10 hingga 15 menit.
Sejumlah pengguna sepeda motor mengaku memilih Pertamax karena khawatir dengan kualitas Pertalite yang diduga tercampur dan menyebabkan kendaraan mogok.
Baca juga: Pertamina Kalimantan cek laporan konsumen Pertalite dicampur air
"Aku tidak mau motor mogok atau rusak karena isi Pertalite yang bercampur. Lebih baik pakai Pertamax, meski harganya lebih mahal," ujar Abdullah, salah seorang pengendara yang ditemui di SPBU Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kalimantan Selatan H Supian HK menyoroti persoalan Pertalite bercampur di sejumlah SPBU, agar Pertamina segera menindaklanjuti laporan masyarakat agar masalah tidak berlarut-larut.
“Pertamina harus cepat menangani agar masyarakat tidak dirugikan dan bisa memperoleh bahan bakar dengan kualitas baik,” tegas Supian HK.
Ia juga meminta Komisi III DPRD Kalsel yang membidangi energi dan sumber daya mineral (ESDM) melakukan langkah konkret agar ketersediaan BBM di daerah tetap aman.
Hingga kini, Komisi III DPRD Kalsel belum sempat memanggil pihak Pertamina karena sedang menjalankan kunjungan kerja ke luar daerah untuk studi komparasi bidang pembangunan dan infrastruktur.
Baca juga: Pertamina Regional Kalimantan luncurkan Tamasya untuk generasi sehat sejak dini
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025
Pantauan ANTARA di Banjarmasin, Kamis, menunjukkan antrean kendaraan roda dua cukup panjang di jalur pengisian Pertamax sejak pagi hari.
Baca juga: Ketua DPRD Kalsel soroti dugaan BBM oplosan
Misalkan di SPBU Jalan A Yani Km 6 Banjarmasin, antrean panjang sepeda motor sudah terlihat untuk mengisi Pertama hingga pintu masuk pengisian sejak pukul 08.00 Wita.
Sementara itu, jalur pengisian Pertalite justru tampak lengang, namun jalur khusus sepeda motor untuk Pertamax sudah ditutup karena kehabisan stok pada pukul 11.00 Wita.
Kondisi serupa juga terjadi di SPBU sekitar Masjid Raya Sabilal Muhtadin, pengendara sepeda motor tampak antre hingga dua baris untuk mendapatkan Pertama dengan waktu pengisian rata-rata antara 10 hingga 15 menit.
Sejumlah pengguna sepeda motor mengaku memilih Pertamax karena khawatir dengan kualitas Pertalite yang diduga tercampur dan menyebabkan kendaraan mogok.
Baca juga: Pertamina Kalimantan cek laporan konsumen Pertalite dicampur air
"Aku tidak mau motor mogok atau rusak karena isi Pertalite yang bercampur. Lebih baik pakai Pertamax, meski harganya lebih mahal," ujar Abdullah, salah seorang pengendara yang ditemui di SPBU Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kalimantan Selatan H Supian HK menyoroti persoalan Pertalite bercampur di sejumlah SPBU, agar Pertamina segera menindaklanjuti laporan masyarakat agar masalah tidak berlarut-larut.
“Pertamina harus cepat menangani agar masyarakat tidak dirugikan dan bisa memperoleh bahan bakar dengan kualitas baik,” tegas Supian HK.
Ia juga meminta Komisi III DPRD Kalsel yang membidangi energi dan sumber daya mineral (ESDM) melakukan langkah konkret agar ketersediaan BBM di daerah tetap aman.
Hingga kini, Komisi III DPRD Kalsel belum sempat memanggil pihak Pertamina karena sedang menjalankan kunjungan kerja ke luar daerah untuk studi komparasi bidang pembangunan dan infrastruktur.
Baca juga: Pertamina Regional Kalimantan luncurkan Tamasya untuk generasi sehat sejak dini
Editor : Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025