Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan menggarap project film pendek pada mata kuliah Pancasila di program studi teknik pertambangan.

"Proses project ini tentu saja tidak simsalabim. Saya percaya ada banyak cerita di balik layar dari setiap kelompok kerja," ujar Dosen Pengampu Poliban, Nailiya Nikmah di Banjarmasin, Kamis.

Baca juga: Poliban produksi proyek film pendek pada mata kuliah Pancasila

Dia menyampaikan, ide ini tercetus setelah mahasiswa mengikuti sesi pemutaran dan bedah film dalam kegiatan pemutaran dan bedah film project mata kuliah Pancasila.

Nailiya menyampaikan, project film ini merupakan pengalaman pertama bagi kelas di program studi teknik pertambangan, namun menjadi project kedua baginya setelah sebelumnya digelar di program studi akuntansi.

Harapan dia dengan project ini, para mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui media film, Nailiya berharap mahasiswa tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila secara teoretis, tetapi juga menghayatinya dalam kehidupan nyata melalui situasi dan persoalan yang mereka angkat dalam karya masing-masing.

Sebagai pembekalan, pihaknya menghadirkan penggiat film pendek, Munir Sadhikin, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Forum Sineas Banua. 

Dia memberikan wawasan mendalam mengenai kekuatan visual dan story telling dalam membentuk pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Pancasila.

Menurut dia, nilai Pancasila bahkan sudah tampak sejak proses pembuatan film itu sendiri.

"Sejak proses syuting, nilai moral, etika, hingga bagaimana tim bekerja dalam satu kesatuan itu sudah menjadi cerminan nilai Pancasila. Visi dan persoalan film juga harus dimusyawarahkan sampai ditemukan solusinya," jelasnya.

Baca juga: Poliban tampilkan hasil riset dan inovasi pada Edu Tech Fair 2025

Dia menambahkan bahwa film memiliki kekuatan khas dalam menyampaikan gagasan dan membekaskan pengalaman kepada penonton.

"Film berkembang karena ia efektif menyampaikan gagasan dan bisa menjadi pengalaman bagi penonton maupun pembuatnya. Tinggal bagaimana kelihaian si pembuatnya mengolah elemen audio visual agar pesannya tidak hanya tersampaikan, tetapi terhayati,” ujarnya.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025