Balangan, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, terus berupaya mengembangkan potensi wisata dan budaya lokal daerah, untuk memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten berjuluk "Bumi Sanggam" tersebut.
Balangan yang memiliki beragam potensi wisata alam mulai dari air terjun, pegunungan, gowa, wisata religi, wisata sejarah, hingga wisata buatan, selain itu yang menjadi daya tarik tersendiri adalah wisata budaya dan seni adat masyarakat dayak meratus yang sudah dikenal secara nasional hingga mancanegara, bukan hanya diyakini mampu menambah pendapatan daerah, namun mampu pula meningkatkan ekonomi masyarakat lokal.
Disampaikan Wakil Bupati Balangan, H Syaifullah, Rabu (15/8), saat mengunjungi destinasi wisata di Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, ia berharap agar berbagai fasilitas pendukung yang sudah rusak agar segera dibenahi dan diperbaiki.
"Kepada instansi terkait, agar segera dilakukan pembenahan terhadap fasilitas tempat wisata yang ada, sehingga layak dan aman untuk dikunjungi, seperti jembatan ayun di destinasi wisata gowa dan gunung batu di Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi, yang sudah mulai lapuk termakan usia, selain itu yang tak kalah penting adalah sarana WC dan tempat sampah," sampainya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Balangan, H Syaifullah, sekaligus membuka lomba panjat tebing se Kalimantan Selatan, yang dilaksanakan di Gunung Batu, 16 - 17 Agustus 2017, sekaligus acara pengibaran bendera merah putih pada momen peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 72 di atas gunung tersebut.
Bahkan H Syaifullah berjanji akan melakukan pendakian ke destinasi wisata setempat yaitu Gunung Hauk, serta bermalam di puncak gunung yang sangat luas dengan pemandangan yang menakjubkan.
Kecamatan Tebing Tinggi sendiri, berjarak kurang lebih 40 Kilometer dari ibukota Kabupaten Balangan, Kecamatan Paringin, dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.
Akses jalan beraspal sehingga memudahkan pengunjung mendatangi Kecamatan Tebing Tinggi. Berbagai destinasi wisata alam dan sejarah yang ada disana terutama wisata Gunung Hauk yang sudah dikenal oleh para pendaki di Kalimantan Selatan.
Penduduk asli merupakan warga dayak pitap dan warga suku banjar hulu, dengan agama yang beragam disana, yang dikenal sangat ramah dan sangat menjaga kearifan lokal, dengan bahasa yang bisa digunakan disana yaitu bahasa banjar maupun bahasa indonesia, sehingga para pengunjung akan merasa aman dan nyaman ketika berwisata hingga bermalam ke puncak yang cukup luas di gunung hauk.
Pengunjung tak perlu mengkhawatiskan kendaraan roda empatnya ditinggal beberapa hari di pemukiman warga untuk menikmati destinasi wisata alam pegunungan meratus tertinggi kedua di Kalsel, dengan ketinggian 1325 MDPL, dengan waktu 4 - 5 jam berjalan kaki dari Desa Ajung, dimana di wisata gunung hauk sendiri terdapat berbagai wisata disepanjang perjalanan dan arealnya.
Yaitu berupa hambal lumut, dataran yang dipenuhi lumut tebal seperti karpet, kemudian telaga warna, dimana kolam air yang berwarna kemerahan namun ketika diambil sangat jernih bahkan aman di konsumsi, hutan kayu yang kemerahan yang disebut hutan habang, air terjun dan kekayaan alam hingga flora dan fauna lainnya.
Untuk diketahui, Gunung Hauk yang merupakan bagian dari pegunungan Meratus selain menjadi tempat sakral dan keramat sebagai tempat rangkaian berbagai ritual adat oleh masyarakat suku Dayak yang kebanyakan beragama Hindu, ada mitos dalam setiap pendakian, yaitu hujan yang selalu ditemui oleh para pendaki meskipun dimusim kemarau.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017