Satu unit mobil bak terbuka nampak membawa bahan pangan tiba di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Angsau Dua yang dikelola Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Tanah Laut jajaran Polda Kalimantan Selatan pada Rabu pagi.

Barang yang diangkut berupa buah apel 100 kilogram, wortel 20 kilogram, kentang 50 kilogram, selada 9,5 kilogram, tempe 58 kilogram dan ayam potong 47 kilogram.

Baca juga: Satpolairud Tala gelar sunat gratis anak desa pesisir di Klinik Apung

Semua barang langsung dimasukkan ke ruang penyimpanan sebelum diproses untuk dimasak bagi produksi program makan bergizi gratis (MBG).

Bahan baku pangan ini semuanya berasal dari petani lokal di Kabupaten Tanah Laut yang telah bekerja sama dengan SPPG Angsau Dua yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Gang Rahayu, Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut.

Kepala SPPG Angsau Dua Muhammad Alif Lazuardi mengaku memberdayakan petani lokal dan juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memang menjadi komitmen pihaknya sebagaimana arahan Kapolres Tanah Laut AKBP Ricky Boy Sialagan.

"Jadi semua bahan pangan termasuk beras dipasok dari dalam Kabupaten Tanah Laut, harapannya keberadaan SPPG berdampak terhadap ekonomi masyarakat lokal," kata Alif.

Tanah Laut memang dikenal sentral pertanian hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran.

Daerah ini juga menjadi kabupaten andalan atau role model atas berbagai pencapaian dalam hal produksi padi.

Tahun ini peningkatan surplus beras sebesar 27.628 ton dengan produksi beras  63.435 ton, sementara jumlah penduduk 365.000 jiwa dengan konsumsi berasnya sebanyak 35.807 ton.

Memiliki luas wilayah mencapai 363 ribu hektar dengan 264 ribu hektar diantaranya pertanian dan perkebunan dan 27 ribu bagiannya adalah luasan Lahan Baku Sawah (LBS), daerah ini tumbuh subur budidaya pertanian yang menjadi penopang ekonomi masyarakat desa.

 

Alif menyebut ada lima kelompok tani yang digandeng dan 10 UMKM untuk memastikan ketersediaan bahan baku bagi kebutuhan SPPG setiap harinya yang harus menyediakan 3.186 porsi MBG.

 

Ana Safitri selaku ahli gizi mengecek hasil masakan didampingi Kepala SPPG Angsau Dua Muhammad Alif Lazuardi. (ANTARA/Firman)


Standar ketat food security

SPPG Angsau Dua menerapkan standar ketat dalam tata kelola food security.

Makanan yang diproduksi wajib memenuhi nilai gizi seimbang, fresh dan higienis sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN).

Bahan baku pangan terbaik dipilih dan dicek betul kesegarannya.

Bahkan dapur SPPG ini hanya memasak bahan yang tiba di hari yang sama dan tidak ada yang sampai tersimpan lama.

Proses produksi dimulai sejak pukul 16.00 Wita dengan pembersihan dan pemilahan bahan baku.

Kemudian tahap masak di ruang dapur dimulai pukul 01.00.Wita dini hari untuk tiga kloter pendistribusian MBG ke 17 sekolah penerima manfaat mulai taman kanak-kanak (TK) hingga SMK dan pondok pesantren.

Proses pendistribusian MBG di SPPG Angsau Dua. (ANTARA/Firman)

Ana Safitri selaku ahli gizi berperan sebagai kualiti kontrol dengan mengecek hasil masakan sebelum pemorsian.

Jika hasil pengecekan aman dan nilai gizinya terpenuhi maka masakan segera dilakukan pemorsian ditaruh di ompreng.

Ada 48 relawan yang bekerja di SPPG ini dengan aktivitas operasional penuh 1x24 jam dengan sistem shift.

Mereka terbagi ke beberapa divisi di antaranya bagian pembersihan dan pemotongan bahan baku, masak, pemorsian hingga pencucian ompreng.

Pola kerja relawan juga betul-betul dijaga ketat.

Setiap orang yang memasuki area SPPG wajib dilengkapi alat pelindung diri (APD) lengkap sesuai standar dapur sehat.

Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk dan hanya seizin Kepala SPPG siapa saja yang diperbolehkan memasuki area dapur.

Ada personel Propam Polres Tanah Laut yang berjaga memastikan aturan ini berjalan.

Lingkungan dapur SPPG betul-betul dijaga steril untuk menjamin hasil produksi makanan sesuai standar mutu BGN.

 

Para siswa SD Swasta Islam Nurul Muhibin saat menyantap menu MBG. (ANTARA/Firman)

 

Siswa antusias sambut MBG

Dua unit mobil yang mendistribusikan MBG dari SPPG Angsau Dua tiba Rabu pagi pukul 07.30 Wita di SD Swasta Islam Nurul Muhibin di Jalan Air Terjun Bajuin,  Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut.

Para siswa antusias menyambut kedatangan mobil SPPG dengan berteriak "MBG, MBG, MBG".

Setelah paketan MBG diserahterimakan kepada pihak sekolah, makanan pun langsung dibagikan ke siswa di masing-masing kelas untuk menu makan pagi pukul 08.00 Wita.

Dewi Novianti, salah satu siswa kelas III SD Swasta Islam Nurul Muhibin mengaku senang dapat MBG.

"Senang tiap pagi sekarang bisa makan di sekolah, jadi di rumah tidak sarapan dulu," ucapnya.

Sajian MBG pun digemari siswa mengingat SPPG Angsau Dua selalu menyajikan makanan sehat namun tidak mengesampingkan kebutuhan anak yang kerap memperhatikan tampilan menarik untuk menarik selera makan mereka.

Kepala SDS Islam Nurul Muhibin Rini Ifanika Sari mengatakan total ada 126 penerima manfaat MBG di sekolahnya.

Meski di awal-awal dulu siswa masih kurang meminati namun sekarang semuanya telah berubah.

Hampir semua siswa menyantap MBG dengan lahap.

Bahkan jika mobil yang membawa MBG tidak kunjung tiba, siswa kerap menanyakan ke guru kapan MBG datang.

"Alhamdulilah terima kasih Pak Kapolres Tanah Laut sekolah kami jadi penerima manfaat MBG, kami berharap SPPG Angsau Dua terus berproduksi untuk MBG di sekolah kami," katanya.

MBG menjadi program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang wajib didukung.

Semangatnya pun mulia untuk peningkatan sumber daya manusia Indonesia melalui tercukupinya kebutuhan konsumsi makanan sehat bagi anak.

Mungkin bagi anak dari keluarga berada secara ekonomi, manfaat MBG dirasa tidak berarti.

Namun anak dari keluarga kurang mampu tentu program ini sangat membantu.

Tak sekadar mendapatkan makan secara gratis, namun lebih dari itu MBG diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga pola makan sehat bagi anak demi tumbuh kembang yang optimal sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.

 

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025