Tim Dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin memberikan pelatihan dan sosialisasi bagi aparatur Desa Liang Anggang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, terkait pendataan desa guna memperkuat skor Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
Ketua Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Administrasi Publik FISIP ULM Banjarmasin Sidderatul Akbar mengatakan pelatihan dan sosialisasi ini melibatkan puluhan peserta dilaksanakan di Kantor Desa Liang Anggang, Tanah Laut, Sabtu.
Baca juga: Gubernur Kalsel : KUA-PPAS 2026 tidak terlepas dari SDGs
“Kegiatan ini diakomodir oleh LPPM ULM. Kami melaksanakan pengabdian di sini karena skor SDGs di desa ini di bawah 50 persen, yakni di angka 33,25 persen,” ujar dia.
Sidderatul menuturkan bahwa Desa Liang Anggang belum melakukan penginputan data di sistem terkait SDGs, padahal sejak 2024 desa ini telah berstatus mandiri.
“Kalau desa mandiri harusnya skor SDGs di atas 60 persen. Sehingga kami berinisiatif agar program pengabdian ini membantu aparatur Desa Liang Anggang dengan mendampingi cara penginputan melalui pelatihan terkait SDGs,” tuturnya.
Menurut dia, proses penginputan data harus detail, kuesioner terdiri atas individu, keluarga, RT, dan tingkat desa, serta yang menjadi perhatian adalah tim pendataan harus benar-benar paham bagaimana cara mengisi kuesioner.
Sidderatul berharap kegiatan ini menjadi pemicu bagi pemerintah daerah setempat mulai dari kecamatan hingga provinsi untuk mencermati tentang pentingnya data SDGs Desa.
Apalagi terkait SDGs, kata dia, Presiden Prabowo telah memberikan arahan bahwa pada 2030 harus tercapai indikator utama bebas masyarakat miskin dengan skor 100 persen di tiap desa.
“Mudah-mudahan PDWA ini bisa memberikan manfaat khususnya kepada aparatur desa untuk memahami cara pendataan. Tadi peserta pelatihan antusias dan banyak bertanya ke narasumber terkait materi SDGs Desa,” kata Sidderatul.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Liang Anggang Rahmat Ilahi mengakui di desa setempat mengalami banyak kendala dalam penginputan data SDGs, seperti minim anggaran untuk sarana dan prasarana serta honor, dan SDM belum mencukupi jika melihat luas wilayah sebanyak empat dusun dengan jumlah penduduk lebih dari 4.000 jiwa atau 1.000 KK lebih.
Baca juga: South Kalimantan's 13 regional heads invited to campaign stop open defecation
Namun pada 2025, Rahmat memastikan desa ini akan menyelesaikan penginputan karena sudah ada anggaran, sudah ada tim kelompok kerja.
“Sehingga kegiatan pelatihan dari Dosen ULM ini penting, ini sangat mendukung untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa terkait pendataan SDGs,” ujar Rahmat.
Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) Administrasi Publik FISIP ULM yang diketuai oleh Sidderatul Akbar ini beranggotakan empat dosen lain, yakni Prof H Asmu’i, M Riduansyah Syafari, Enly Hadiyanor, Sugeng Karyadi, dan dibantu oleh empat mahasiswa, yakni Cantika Ayu W, Daffa Arkan, Najih Hasbi, dan Reza Ramadani.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025