Barabai, (Antaranews Kalsel) - Pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, terkendala oleh belum adanya Rancangan Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda dan Pariwisata Hulu Sungai Tengah Zainurrahmi di Barabai, Senin, mengatakan tanpa RIPPD pengembangan pariwisata tidak bisa dilaksanakan secara optimal karena sebatas pembinaan.

"Untuk pembangunan fisik belum bisa dilakukan karena tanpa RIPPDA green design pun belum bisa dibuat," jelas Zainurrahmi.

Padahal pendapatan sektor pariwisata khususnya yang dikelola Pemerintah daerah tiap tahun selalu mengalami kenaikan sekitar 47,7 persen, dari tiket masuk yang totalnya Rp96 juta dan ditambah dengan retribusi lapak pedagang mencapai Rp103 juta per tahun.

Khusus objek wisata Pagat Batu Benawa pendapatannya juga naik yang signifikan yaitu sekitar �35,89 persen.

"Jika pengelolaan obyek wisata dilakukan swasta mungkin akan lebih baik dengan sistem bagi hasil karena objek wisata yang dikelola oleh pihak ketiga akan lebih maju," jelas Zainurrahmi.

Sementara itu meski belum memiliki RIPPDA Pemkab HST akan terus berusaha mengembangkan pariwisata khususnya Gunung Halau-Halau sebagai puncak gunung tertinggi di Kalsel.

Dengan ketinggian 1.901 Mdpl yang terletak di Kecamatan Batang Alai Timur dan termasuk wisata petualangan yang tiap tahunnya dikunjungi oleh para pecinta alam se-Indonesia.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017