Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menggelar kegiatan Rembuk Stunting 2025 dengan fokus utama pembahasan menyangkut 1.000 hari pertama kehidupan anak.
"Kita berharap dalam rembuk ini masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya masa 'golden time' (waktu terpenting) bagi anak setelah dilahirkan," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Machli Riyadi di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: DPRD Banjarmasin minta perketat pengawasan penjualan MinyaKita
Ia mengatakan kegiatan itu bertema "Penguatan peran serta masyarakat dalam pencegahan stunting" karena pencegahan masalah anak gagal tumbuh ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga harus ada peran aktif masyarakat.
"Urusan stunting ini adalah kewajiban pemerintah, tetapi kami sadar bahwa tanpa keterlibatan masyarakat, mustahil kita bisa mengatasinya. Oleh karena itu, kita harus menguatkan peran serta masyarakat," ujarnya.
Peran serta masyarakat, katanya, seperti menghindari pernikahan dini, memastikan ibu hamil mendapat nutrisi cukup, melahirkan di fasilitas kesehatan, serta memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun.
"Jangan ada lagi mitos yang menyesatkan, seperti membuang air susu pertama, karena justru itu yang paling bergizi bagi bayi," ujarnya.
Pada pada 2024, angka stunting di Kota Banjarmasin sekitar 1.200 anak, di mana penanganan dilakukan secara kontinyu selain memberikan makanan bergizi juga menerapkan orang tua asuh bagi anak stunting.
Menurut dia, program yang sudah bagus berjalan tentunya harus diteruskan, selain inovasi baru untuk pencegahan stunting ini harus ditemukan melalui kegiatan Rembuk Stunting 2025.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin tingkatkan pengawasan harga dan stok pangan
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Banjarmasin Helfiannor menjelaskan Rembuk Stunting tahun ini bagian dari langkah konkret mendukung program nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo.
"Kami ingin Rembuk ini menghasilkan strategi nyata untuk menurunkan angka stunting di Banjarmasin. Salah satu upaya yang sudah berjalan adalah intervensi makanan bergizi bagi anak-anak yang berisiko stunting, seperti yang dilakukan oleh Polda Kalsel dan Baznas Kota Banjarmasin," ujarnya.
Dia juga menyoroti program Gerakan Orang Tua Asuh Stunting, yang melibatkan berbagai pihak dalam memberikan dukungan bagi anak-anak mengalami gizi buruk.
"Dengan langkah ini, kami optimis angka stunting di Banjarmasin bisa turun pada 2025," ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Neli Listriani memastikan pihaknya terlihat dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Dia mendorong pemetaan ulang wilayah terindikasi stunting dapat dilakukan sehingga intervensi wilayah tersebut lebih terarah.
"PKK siap turun ke lapangan untuk mengedukasi ibu hamil dan anak-anak serta memberikan bantuan makanan tambahan bagi mereka yang membutuhkan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin fokus penanganan fasum pada dua kecamatan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025
"Kita berharap dalam rembuk ini masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya masa 'golden time' (waktu terpenting) bagi anak setelah dilahirkan," ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Machli Riyadi di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: DPRD Banjarmasin minta perketat pengawasan penjualan MinyaKita
Ia mengatakan kegiatan itu bertema "Penguatan peran serta masyarakat dalam pencegahan stunting" karena pencegahan masalah anak gagal tumbuh ini tidak hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga harus ada peran aktif masyarakat.
"Urusan stunting ini adalah kewajiban pemerintah, tetapi kami sadar bahwa tanpa keterlibatan masyarakat, mustahil kita bisa mengatasinya. Oleh karena itu, kita harus menguatkan peran serta masyarakat," ujarnya.
Peran serta masyarakat, katanya, seperti menghindari pernikahan dini, memastikan ibu hamil mendapat nutrisi cukup, melahirkan di fasilitas kesehatan, serta memberikan ASI eksklusif hingga dua tahun.
"Jangan ada lagi mitos yang menyesatkan, seperti membuang air susu pertama, karena justru itu yang paling bergizi bagi bayi," ujarnya.
Pada pada 2024, angka stunting di Kota Banjarmasin sekitar 1.200 anak, di mana penanganan dilakukan secara kontinyu selain memberikan makanan bergizi juga menerapkan orang tua asuh bagi anak stunting.
Menurut dia, program yang sudah bagus berjalan tentunya harus diteruskan, selain inovasi baru untuk pencegahan stunting ini harus ditemukan melalui kegiatan Rembuk Stunting 2025.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin tingkatkan pengawasan harga dan stok pangan
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Banjarmasin Helfiannor menjelaskan Rembuk Stunting tahun ini bagian dari langkah konkret mendukung program nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo.
"Kami ingin Rembuk ini menghasilkan strategi nyata untuk menurunkan angka stunting di Banjarmasin. Salah satu upaya yang sudah berjalan adalah intervensi makanan bergizi bagi anak-anak yang berisiko stunting, seperti yang dilakukan oleh Polda Kalsel dan Baznas Kota Banjarmasin," ujarnya.
Dia juga menyoroti program Gerakan Orang Tua Asuh Stunting, yang melibatkan berbagai pihak dalam memberikan dukungan bagi anak-anak mengalami gizi buruk.
"Dengan langkah ini, kami optimis angka stunting di Banjarmasin bisa turun pada 2025," ujarnya.
Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Neli Listriani memastikan pihaknya terlihat dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Dia mendorong pemetaan ulang wilayah terindikasi stunting dapat dilakukan sehingga intervensi wilayah tersebut lebih terarah.
"PKK siap turun ke lapangan untuk mengedukasi ibu hamil dan anak-anak serta memberikan bantuan makanan tambahan bagi mereka yang membutuhkan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin fokus penanganan fasum pada dua kecamatan
Editor : Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025