Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan telah mendaftakan buah Mantuala Batu Benawa sebagai varietas unggul daerah tersebut ke Badan Pendaftaran dan Perlindungan Varietas .


Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura HST Zainuddin melalui Kasi Pengembangan Padi dan Palawija Normansyah Rifani di Barabai, Senin mengatakan, pendaftaran buah yang kini mulai langka tersebut telah dilakukan sejak 2010.

Mantuala merupakan buah yang menyerupai buah durian namun warnanya cenderung ke orange dengan buah lebih tebal dengan bau tidak terlalu menyengat.

Buah khas Kalimantan yang sebelumnya tumbuh subur di hutan Kalimantan Selatan tersebut kini mulai sulit ditemukan, bahkan pada saat musim buah sekalipun.

Menurut Normansyah, selain Mantuala Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mendaftarkan beberapa tanaman varietas  unggul  asli daerah yaitu tahun 2003 Berupa rambutan Zainal Mahang dan padi varietas Si Buyung.

"Beragam varietas tersebut terus dikembangkan potensinya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan perekonomian daerah," katanya.

Peningkatan pengembangan varietas tersebut, antara lain ditempuh dengan dikembangkannya program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT).

Program-program tersebut, kata Normansyah menjadi program utama untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani bukan hanya untuk pengembangan varietas buah-buahan tetapi juga padi dan perkebunan.

Khusus padi, kata dia, peningkatan terlihat dari areal SLPTT padi tahun 2011 sekitara 10.000 hektar sementara tahun 2011 meningkat menjadi 15.000 hektare.

Sedangkan  SLPTT Jagung meningkat menjadi 330 hektare antara lain telah dilakukan penanaman jagung di lahan rawa oleh beberapa kelompok tani.

Normansyah menambahkan, selain Mantual dan rambutan Zainal Mahang, Varietas padi Si Buyung atau Siam Buyung yang dimiliki HST telah didaftarkan  menjadi Varietas Padi Unggul Nasional melalui Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan ke Badan Pendaftaran dan Perlindungan Varietas.

Walaupun varietas ini juga ditanam di daerah lain namun terluas di HST yaitu 3.500 hektare dimana petani HST banyak menanam varietas ini didaerah tinggi pengunungan.

“Sebenarnya ada keinginan menamakan varietas ini dengan Si Buyung HST namun karena varietas lokal ini begitu berharga dan telah menjadi kebanggaan bersama di Kalimantan Selatan maka diberilah nama Si Buyung,”katanya.
 
Saat ini kebanyakan Beras Buyung dibudidayakan oleh petani dari masyarakat Suku dayak dengan pola masih sangat konvensional menurut adat dan tradisi.

Karena ditangani dengan tradisional tanpa adanya masukan teknologi modern seperti pestisida, pupuk dan zat kimia lainnya, hasil uji laboratorium oleh PT. Succofindo kandungan pestisida tidak terdeteksi.Fat/B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011