Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan mengatakan, Kalsel kini mampu mengendalikan inflasi setelah sukses mengembangkan berbagai komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah ini.

Menurut Hary di Banjarmasin Jumat, penghapusan subsidi listrik 900 VA diperkirakan akan memicu terjadinya inflasi di daerah ini, namun demikian pemerintah telah mampu menekan inflasi yang diakibatkan dari kebutuhan pangan.

"Dihapuskannya subsidi listrik 900 Va ke atas, kenaikan harga tiket angkutan udara dan lainnya, kenaikan harga LPG, BBM dan lainnya, secara otomatis akan berpengaruh terhdap inflasi Kalsel," katanya.

Namun, tambah dia, kini beberapa jenis makanan yang sebelumnya menjadi pemicu inflasi cukup tinggi, seperti cabai, bawang merah serta beberapa jenis sayur mayur dan perikanan, sebagian sudah berhasil diproduksi sendiri oleh petani daerah itu.

Hal tersebut, tambah dia, membuat inflasi dari sektor pangan bisa ditekan secara signifikan dan menjadi penyeimbang kenaikan inflasi dari sektor lainnya.

Sehingga Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan, tetap optimistis inflasi Kalsel diperkirakan akan tetap berada pada kisaran sebesar empat persen.

Hal itu, tambah Hary, didukung semakin kuatnya koordinasi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia khususnya dalam mengatasi risiko penyesuaian kebijakan pemerintah pusat.

Menurut dia, kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID) dan upaya Bank Indonesia untuk membangun klaster-klaster pertanian, kini benar-benar mulai memperlihatkan hasil yang cukup bagus.

Sebagaimana diketahui, selama ini hampir 70 persen kebutuhan pokok masyarakat Kalimantan Selatan berasal dari luar daerah, terutama untuk sayur mayur dan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan lainnya.

Kondisi tersebut, membuat Kalsel sangat rentan terhadap fluktuasi harga terhadap kebutuhan pokok, termasuk rentan terjadi inflasi, terutama saat musim cuaca buruk dan bencana, karena distribusi yang tersendat.

Namun kini, petani Kalsel mulai mengembangkan berbagai tanaman untuk memenuhi pangan daerah, dan hasilnya sangat memuaskan, bukan hanya harga komoditas pertanian yang murah, namun kebijakan tersebut juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

"Penguatan produksi lokal serta perbaikan distribusi juga akan menjadi penahan tekanan inflasi di 2017," katanya.

Selain itu, tambah dia, pertumbuhan ekonomi Kalsel 2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,4-4,8 persen, yang ditopang oleh meningkatnya kinerja ekspor, investasi dan konsumsi pemerintah, serta stabilnya konsumsi RT.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017