Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, sepanjang 2024 melakukan peningkatan jalan lingkungan sebanyak 14 lokasi di Kecamatan Cempaka, dengan dana anggaran sekitar Rp3,9 miliar.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, PUPR Kota Banjarbaru Adi Maulana di Banjarbaru, Rabu, mengatakan peningkatan jalan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas jalan guna mendukung kelancaran arus lalu lintas di kawasan tersebut.

Baca juga: Wali Kota Banjarbaru makan durian bersama wartawan dan pegawai pemkot

Adi menjelaskan anggaran untuk peningkatan jalan di Kecamatan Cempaka tersebut menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2024.

"Nama paket pekerjaan ini adalah peningkatan jalan lingkungan Kecamatan Cempaka paket 6, sehingga tidak hanya satu lokasi saja melainkan ada 14 lokasi,” ujarnya.

Dia juga membeberkan, 14 lokasi tersebut, yakni di Jalan Lingkungan RT 1 Kelurahan Cempaka, Komplek Praja Idaman Bhayangkara, Komplek Abdi Persada, Komplek Grand Diamond, Jalan Lingkungan RT 32 Kelurahan Cempaka.

Selanjutnya, juga dilakukan di RT 9 Kelurahan Sungai Tiung, RT 13 Sungai Tiung, Jalan Kasturi  RT 27 Kelurahan Cempaka, RT 1 Sungai Ranca Kelurahan Palam, RT 7 Kelurahan Palam, kemudian, di Komplek Villa Cahaya Persada Kelurahan Cempaka, Komplek Ratu Asri Kelurahan Cempaka dan Komplek Bukit Berkah Utama Dua.

Baca juga: Wali Kota Aditya serahkan DPA dan penghargaan inovasi kepada SKPD

“Secara keseluruhan jalan yang dilakukan peningkatan di Cempaka sepanjang lima kilometer. Dari 14 lokasi itu tidak semuanya diaspal, melainkan ada yang hanya sampai pada pengerasan saja, tapi ketika proses pengaspalan baru waktunya dilaksanakan bersamaan,” ucapnya.

Menurutnya, ada dua jenis pengaspalan yang biasa digunakan, yakni Aspal Semen (AC) dan Hot Rolled Sheet (HRS) untuk menentukan jenis yang digunakan penilaiannya diambil dari seberapa tinggi atau seringnya lalu lintas jalan tersebut dilewati, sebab, kemampuan dari kelas jalan kota hanya 8 ton, namun untuk tonase tetap semua sama.

“Untuk beban lalu lintas yang tidak terlalu berat pihaknya menggunakan HRS, tetapi lokal pun masih HRS, namun kalau sudah kolektor mungkin akan menggunakan jenis aspal AC. Sehingga kombinasi butiran-butiran batu dan kombinasi kadar aspal berbeda dengan HRS,” pungkas Adi.

Baca juga: DPRD Banjarbaru apresiasi penyerapan anggaran Pemkot lampaui standar nasional
 

Pewarta: Gunawan Wibisono

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025