Tanjung (Antaranews Kalsel ) - Salah satu penilai Adiwiyata Kabupaten Tabalong, Kalimanta Selatan, dari Dinas Lingkungan Hidup setempat, Yuyun Yuniarti mengatakan sekolah Adiwiyata perlu menerapkan kurikulum berbasis lingkungan.


Hal ini disampaikan Yuyun di Tanjung, Rabu saat melakukan penilaian aplikasi maupun dokumen sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten yang diikuti 16 sekolah dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Peserta didik pun harus melakuka kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai salah satu komponen penilaian Adiwiyata," jelas Yuyun.

Bahkan dalam kurikulum berbasis lingkungan itu diharapkan 70 persen tenaga pendidik mengembangkan isu lokal/daerah berkait pengelolaan dan perlindngan lingkungan hidup (PPLH).

Sejumlah sekolah pun mengaku kurang memahami dalam menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap terkait PPLH baik pada mata pelajaran wajib dan muatan lokal.

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Banua Lawas Abdul Rahman mengatakan selama ini penerapan pembelajaran terkait PPLH di sejumlah mata pelajaran hanya secara global seperti upaya pencegahan banjir dan erosi.

"Aplikasi adiwiyata memang sudah kita pelajari namun belum sepenuhnya bisa menerapkan kurikulum berbasis lingkungan karena itu melalui penilaian dan pembinaan dari tim adiwiyata kabupaten bisa menyempurnakannya," jelas Abdul.

Saat ini ada 16 sekolah adiwiyata yang mengikuti penilaian sekaligus pembinaan untuk diseleksi pada penilaian  adiwiyata tingkat provinsi Kalsel.

Sekolah adiwiyata yang sudah menjalani penilaian yakni SDN 5,8 Tanjung, SD Negeri 2 Tanjung, MAN 1 Kelua, SMA Negeri 1 Jaro, SD Negeri Padang Panjang, SMA Negeri Kelua, SMP Negeri 2 Tanjung, SMP Negeri 1 Banua Lawas dan SMP Negeri 1 Tanjung.

Selanjutnya hari ini penilaian adiwiyata untuk SMP Negeri 4 Tanjung dan SMP Negeri 1 Upau.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017