Kotabaru,  (Antaranews Kalsel) - Pendapatan petani plasma kebun kelapa sawit di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) turun drastis dari Rp2,1 juta-Rp2,9 juta per hektare selama Januari menjadi Rp600 ribu-Rp1,5 juta per hektare pada periode Februari 2017.

Wakil Sekretaris Koperasi Unit Desa (KUD) Gajah Mada, Narso di Kotabaru Kamis mengatakan pendapatan petani plasma sawit memang berfluktuatif atau berubah-ubah.

"Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya hasil panen tandan buah segar (TBS), harga TBS/Crude Palm Oil (CPO), jarak angkut dan yang lainnya," katanya.

Khusus untuk pendapatan hasil plasma periode Februari, lebih dominan dipengaruhi oleh berkurangnya hasil panen TBS, disusul dengan turunnya harga TBS.

Berbeda dengan periode Januari, dimana hasil panen TBS masih lumayan besar dan harga juga masih tinggi.

Dikatakan pendapatan petani di Desa Telagasari/Blok C Rp1 juta, sebelumnya Rp2,7 juta per hektare, Mandala/Blok B Rp1 juta, sebelumnya Rp2,6 juta, dan Sukamaju/SP2 Rp1,5 juta, sebelumnya Rp2,9 juta per hektare.

Pelajau Baru/Blok D Rp1,3 Juta, sebelumnya Rp2,2 juta per hektare, Pulau Panci Rp1,3 juta, sebelumnya Rp2,2 juta per ha, Sei Kupang Jaya/Sp1 Rp600 ribu, sebelumnya Rp2,5 juta per ha, dan Sangking Baru/Sp3 Rp600 ribu, sebelumnya Rp2,1 juta per hektare.

Pendapatan petani sawit di Desa Pantai Baru/Sp4 sebesar Rp600 ribu, sebelumnya, Rp2,5 juta per hektare, Bumi Asih /Sp5 sebesar Rp800 ribu, sebelumnya Rp2,5 juta per ha, dan Pemblacanan Rp1 juta, sebelumnya Rp2,5 juta per hektare.

Sedangkan Desa Sei Nipah Rp600 ribu, sebelumnya Rp2,1 juta per hektare, Sidomulyo/Blok E sebesar Rp900 ribu, sebelumnya Rp2,5 juta per hekatre, dan Cantung Rp900 ribu, sebelumnya Rp2,5 juta per hektare.

Petani peserta KUD Gajah Mada yang menjadi anggota plasma kebun kelapa sawit tersebut tersebar pada 13 desa di Kecamatan Kelumpang Selatan, Kecamatan Kelumpang Hulu, dan Kecamatan Kelumpang Hilir.

Wakil Sekretaris KUD Gajah Mada, Narso mengemukakan sejak pinjaman petani lunas, pendapatan petani mulai meningkat dan lebih stabil dibandingkan dengan sebelumnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017