Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) meningkatkan langkah mitigasi untuk mengantisipasi berbagai potensi bencana, seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang pasang, menjelang puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Desember 2024 hingga Januari 2025.
Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Ariansyah di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan salah satunya berkoordinasi dengan instansi terkait.
Baca juga: BPBD Kalsel belajar tingkatkan kesiapsiagaan bencana ke Jatim
"BPBD Kalsel terus melakukan upaya mitigasi, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat, mempersiapkan sistem peringatan dini, hingga personel dan peralatan pendukung. Pelatihan dan simulasi juga sering dilakukan yang bekerja sama dengan stakeholder lain," ujar Ariansyah.
Menurut data BMKG, puncak musim hujan 2024/2025 diprediksi terjadi pada November 2024 hingga Januari 2025 di bagian barat Kalsel dan pada April hingga Mei 2025 di bagian timur. Sebagian besar wilayah Kalsel akan mengalami curah hujan tinggi, dengan sifat musim hujan normal (89 persen wilayah) dan atas normal (11 persen wilayah), terutama di bagian tenggara dan timur kecil.
Wilayah dengan durasi musim hujan 250–270 hari mencakup 81,9 persen wilayah Kalsel, sedangkan wilayah dengan durasi 280–300 hari meliputi 18,1 persen wilayah di bagian utara dan barat kecil.
"Daerah dataran rendah seperti Banjarmasin, Barito Kuala (Batola), sebagian Tapin, dan Hulu Sungai Utara (HSU) menjadi rawan banjir genangan. Sementara itu, kabupaten/kota yang memiliki dataran tinggi dan daerah aliran sungai, seperti Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Balangan, berpotensi mengalami banjir bandang," jelasnya.
BPBD Kalsel bekerja sama dengan BMKG dan Kementerian PUPR sebagai instansi teknis yang menyampaikan informasi peringatan dini. Informasi seperti potensi cuaca, pantauan tinggi muka air, dan langkah mitigasi terus dikomunikasikan kepada kabupaten/kota yang berpotensi terdampak.
"Informasi yang kami terima dari BMKG dan PUPR langsung diteruskan ke kabupaten/kota. Langkah-langkah mitigasi juga disertakan untuk meminimalkan dampak bencana," terangnya.
Baca juga: BPBD Kalsel tingkatkan kewaspadaan potensi banjir masuki musim hujan
Dalam menghadapi periode puncak musim hujan ini, BPBD Kalsel berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak guna meminimalkan risiko bencana.
"Kami akan terus memastikan kesiapan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar masyarakat Kalsel dapat merasa lebih aman," tuturnya.
Selain itu, BPBD juga melaksanakan langkah-langkah sesuai arahan Surat Edaran Gubernur Kalsel seperti pemetaan wilayah rawan bencana dan penyusunan rencana kontijensi serta evakuasi.
Pemeliharaan infrastruktur mitigasi, seperti embung, waduk, bendung, kanal, dan drainase. Menyiapkan sarana dan prasarana, seperti tempat penampungan sementara, jalur evakuasi, dan posko lapangan dan sosialisasi informasi peringatan dini kepada masyarakat.
Mengaktifkan posko siaga bencana di BPBD kabupaten/kota. Menetapkan status siaga darurat untuk wilayah dengan potensi tinggi bencana hidrometeorologi.Sejalan dengan hal tersebut, Ariansyah juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di wilayah yang berisiko tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Ariansyah di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan salah satunya berkoordinasi dengan instansi terkait.
Baca juga: BPBD Kalsel belajar tingkatkan kesiapsiagaan bencana ke Jatim
"BPBD Kalsel terus melakukan upaya mitigasi, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat, mempersiapkan sistem peringatan dini, hingga personel dan peralatan pendukung. Pelatihan dan simulasi juga sering dilakukan yang bekerja sama dengan stakeholder lain," ujar Ariansyah.
Menurut data BMKG, puncak musim hujan 2024/2025 diprediksi terjadi pada November 2024 hingga Januari 2025 di bagian barat Kalsel dan pada April hingga Mei 2025 di bagian timur. Sebagian besar wilayah Kalsel akan mengalami curah hujan tinggi, dengan sifat musim hujan normal (89 persen wilayah) dan atas normal (11 persen wilayah), terutama di bagian tenggara dan timur kecil.
Wilayah dengan durasi musim hujan 250–270 hari mencakup 81,9 persen wilayah Kalsel, sedangkan wilayah dengan durasi 280–300 hari meliputi 18,1 persen wilayah di bagian utara dan barat kecil.
"Daerah dataran rendah seperti Banjarmasin, Barito Kuala (Batola), sebagian Tapin, dan Hulu Sungai Utara (HSU) menjadi rawan banjir genangan. Sementara itu, kabupaten/kota yang memiliki dataran tinggi dan daerah aliran sungai, seperti Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Balangan, berpotensi mengalami banjir bandang," jelasnya.
BPBD Kalsel bekerja sama dengan BMKG dan Kementerian PUPR sebagai instansi teknis yang menyampaikan informasi peringatan dini. Informasi seperti potensi cuaca, pantauan tinggi muka air, dan langkah mitigasi terus dikomunikasikan kepada kabupaten/kota yang berpotensi terdampak.
"Informasi yang kami terima dari BMKG dan PUPR langsung diteruskan ke kabupaten/kota. Langkah-langkah mitigasi juga disertakan untuk meminimalkan dampak bencana," terangnya.
Baca juga: BPBD Kalsel tingkatkan kewaspadaan potensi banjir masuki musim hujan
Dalam menghadapi periode puncak musim hujan ini, BPBD Kalsel berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak guna meminimalkan risiko bencana.
"Kami akan terus memastikan kesiapan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar masyarakat Kalsel dapat merasa lebih aman," tuturnya.
Selain itu, BPBD juga melaksanakan langkah-langkah sesuai arahan Surat Edaran Gubernur Kalsel seperti pemetaan wilayah rawan bencana dan penyusunan rencana kontijensi serta evakuasi.
Pemeliharaan infrastruktur mitigasi, seperti embung, waduk, bendung, kanal, dan drainase. Menyiapkan sarana dan prasarana, seperti tempat penampungan sementara, jalur evakuasi, dan posko lapangan dan sosialisasi informasi peringatan dini kepada masyarakat.
Mengaktifkan posko siaga bencana di BPBD kabupaten/kota. Menetapkan status siaga darurat untuk wilayah dengan potensi tinggi bencana hidrometeorologi.Sejalan dengan hal tersebut, Ariansyah juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di wilayah yang berisiko tinggi.
Seperti Mengakses peta risiko bencana yang disediakan pemerintah daerah. Menyimpan nomor telepon penting, seperti BPBD, polisi, TNI, Damkar, dan aparat desa.
Menyiapkan tas siaga bencana untuk kebutuhan mendesak. Mengetahui jalur dan titik evakuasi di sekitar tempat tinggal. Melaporkan setiap kejadian atau informasi terkait bencana kepada aparat setempat.
"Dengan langkah sederhana seperti ini, masyarakat dapat membantu mengurangi risiko dampak bencana saat terjadi situasi darurat," tuturnya.
Baca juga: Kepala BPBD Kalsel beri reward empat pegawai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024