Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Narapidana wanita yang berada di Lapas Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, menjadi santri dan mendapat pembinaan keagamaan dalam bentuk pesantren.


"Kalau belajar sendiri susah, lebih mudah belajar dengan adanya guru yang menjelaskan," kata salah satu napi Wanita Lapas Amuntai Arbayah di Amuntai, Jumat.

Dia mengatakan, di dalam lapas semuanya mendapat pembelajaran keagamaan seperti pelajaran Al Quran, Akhlaq, Tauhid, Fiqih, dan lain-lain, namun tidak ada paksaan untuk mengikutinya.

Para napi tersebut akan dibimbing oleh Ustadzah Zahiya bersama Ustadzah Rahma Fitriah.

Kegiatan keagamaan di dalam lapas berbasis pesntren itu bertempat di aula lantai II Lapas Amuntai. Agar kegiatan berjalan lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, maka mereka didampingi petugas blok perempuan Yuslianti.

Sementara itu Kepala Lapas Amuntai HM Arsyad di Amuntai, menyampaikan terima kasih kepada ustadzah yang akan membimbing para Napi wanita itu.

Pihak Lapas Amuntai berharap para warga binaan pemasyarakatan perempuan itu dapat mengikuti dengan baik pembelajaran yang diberikan.

"Kami berharap semoga para napi wanita ini bisa lebih baik lagi setelah mengikuti pesantren di lapas ini dan ilmu yang mereka dapatkan bisa berguna setelah bebas nanti," ujarnya.

Untuk diketahui Program Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berbasis pesantren di Lapas Amuntai itu telah berjalan kurang lebih dua bulan sejak pembentukan kepengurusannya.

Pewarta: Gunawan Wibisono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017