Lahir dari keluarga sederhana, Rafika Aziza tumbuh menjadi pribadi mandiri dan tangguh.
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, ia mampu memberi contoh baik bagi kedua adiknya.
Cerita ini berawal jauh sebelum Pika sapaan akrabnya melanjutkan pendidikan tinggi saat itu duduk di kelas 1 SMK, dipaksa harus mandiri karena desakan ekonomi.
Tanpa mengeluh ia pun mencoba peruntungan dengan belajar bisnis online shop di saat pandemi COVID-19.
Ia memilih produk skin care dan fashion yang sedang booming sebagai jalan yang ia ikhtiarkan.
Pika tentu tidak tahu masa depan akan seperti apa. Satu yang jelas, ia ingin berusaha membantu keluarga.
Bermodal hasil juara lomba sewaktu SMP dan tabungan hari raya, ia mulai merintis usaha reseller online yang fokus pada penjualan fashion wanita dan skincare.
Pika patut bersyukur, prestasi yang diperoleh saat SMP membawa manfaat di waktu yang tepat.
Sejak SMP Pika memang gemar menoreh prestasi. Ia membawa bakat alam yang diwariskan orang tuanya.
“Dahulu ibu saya seorang atlet voli, sedangkan ayah aktif berorganisasi dan sering berprestasi,” kenangnya.
Kisah perjuangan dan prestasi yang diceritakan kedua orang tuanya, menjadi sumber inspirasi yang terus ia bawa.
"Cerita dan pengalaman dari orang tua saya selalu menjadi motivasi. Mereka mengajarkan saya untuk tidak pernah menyerah dan terus berusaha," katanya dengan penuh rasa syukur.
Berbekal inspirasi itu, Pika melanjutkan tongkat prestasi orang tuanya.
Di bangku SMP, ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS.
Sementara di bidang non akademik, bersama timnya ia berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi voli se-Kalimantan Selatan.
Di kompetisi lain, ia meraih juara 2 Taekwondo Kyorugi under 44 dan juara 1 dalam Martapura Taekwondo Festival.
Tak berhenti di situ, ia juga menunjukkan bakatnya dalam permainan musik tradisional Panting dengan meraih juara pertama.
Namun, prestasi itu hanyalah awal dari perjalanan panjangnya. Pendidikan tetap menjadi pilar penting dalam kehidupan Pika.
Selama perjalanan merintis bisnis sembari bersekolah, ia seringkali bingung ketika ditanya ingin jadi apa dan lanjut sebagai apa oleh teman-temannya. Keadaan ekonomi masih jadi masalah.
Namun, ia teringat pesan dari guru-gurunya di SMP. Salah satunya adalah guru pembimbing OSIS dan guru lomba musik yang mengajarkan arti keberanian dan pesan penting bahwa di mana ada kemauan, pasti ada jalan.
Pesan itulah yang selalu mengingatkannya untuk tidak berhenti mengejar impian, meskipun jalan yang ditempuh penuh rintangan.
Perlahan namun pasti berkat keuletan yang ia tekuni sendiri, usahanya mulai membuahkan hasil.
Pika telah belajar banyak tentang cara mengelola bisnis. Mulai dari mencari produk berkualitas dengan harga terjangkau, hingga strategi pemasaran.
"Saya belajar sendiri bagaimana cara memaksimalkan keuntungan dan bagaimana menghitung barang yang dibeli agar mendapatkan gratis ongkir," kenangnya.
Dengan gigih, ia menerapkan strategi pemasaran yang efektif, baik melalui Whatsapp dan Instagram.
Melalui Whatsapp, ia memanfaatkan unggahan status, personal chat, dan grup untuk menawarkan produk. Kontak yang ia kumpulkan mencapai 6 ribu, membuktikan kemampuannya dalam membangun jaringan.
Sementara di Instagram, ia mengunggah katalog produk dengan link pembelian yang langsung mengarah ke nomor Whatsapp-nya. "Setiap bulan, saya selalu menargetkan untuk mendapatkan kontak pelanggan baru dari jejaring yang saya miliki," jelas Pika.
Awal mula usaha ini memang penuh tantangan. Namun ia telah berhasil membangun usaha yang kini meraih omzet hingga Rp 3 juta per bulan dengan 20 orderan per hari.
Baru-baru ini ia membuka toko offline kecil di Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong.
Namun, toko tersebut, ia amanahkan kepada sepupu untuk menjaganya. “Alhamdulillah bisa memberi upah kepada sepupu karena sudah membantu,” jelasnya.
Kini, usai menyelesaikan SMK Negeri 1 Pugaan jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran dan setelah jerih payah yang dilalui, ia akhirnya bisa mewujudkan mimpi, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“Hasil jualan online ini akhirnya membuat saya berani mendaftar di Universitas Lambung Mangkurat,” ucapnya penuh syukur.
Jurusan Administrasi Publik dipilihnya, sebuah keputusan yang sangat strategis.
"Saya ingin memahami permintaan publik dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan mereka. Saya ingin menerapkan terutama dalam dunia bisnis online yang saya geluti," ungkapnya.
Keberanian dan dedikasi Pika dalam mengejar mimpi untuk kuliah, mencerminkan komitmennya dalam mencapai kesuksesan.
Berkat kegigihannya juga, Pika berhasil mendapat bantuan beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) batch 5 tahun 2024-2028 dari Adaro untuk menempuh pendidikan di ULM.
Kisah Rafika Aziza membuktikan dengan tekad dan usaha, segalanya mungkin.
Ia berhasil mengubah tantangan ekonomi menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, sambil tetap melanjutkan pendidikan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Sebagai anak sulung dari tiga bersaudara, ia mampu memberi contoh baik bagi kedua adiknya.
Cerita ini berawal jauh sebelum Pika sapaan akrabnya melanjutkan pendidikan tinggi saat itu duduk di kelas 1 SMK, dipaksa harus mandiri karena desakan ekonomi.
Tanpa mengeluh ia pun mencoba peruntungan dengan belajar bisnis online shop di saat pandemi COVID-19.
Ia memilih produk skin care dan fashion yang sedang booming sebagai jalan yang ia ikhtiarkan.
Pika tentu tidak tahu masa depan akan seperti apa. Satu yang jelas, ia ingin berusaha membantu keluarga.
Bermodal hasil juara lomba sewaktu SMP dan tabungan hari raya, ia mulai merintis usaha reseller online yang fokus pada penjualan fashion wanita dan skincare.
Pika patut bersyukur, prestasi yang diperoleh saat SMP membawa manfaat di waktu yang tepat.
Sejak SMP Pika memang gemar menoreh prestasi. Ia membawa bakat alam yang diwariskan orang tuanya.
“Dahulu ibu saya seorang atlet voli, sedangkan ayah aktif berorganisasi dan sering berprestasi,” kenangnya.
Kisah perjuangan dan prestasi yang diceritakan kedua orang tuanya, menjadi sumber inspirasi yang terus ia bawa.
"Cerita dan pengalaman dari orang tua saya selalu menjadi motivasi. Mereka mengajarkan saya untuk tidak pernah menyerah dan terus berusaha," katanya dengan penuh rasa syukur.
Berbekal inspirasi itu, Pika melanjutkan tongkat prestasi orang tuanya.
Di bangku SMP, ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS.
Sementara di bidang non akademik, bersama timnya ia berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi voli se-Kalimantan Selatan.
Di kompetisi lain, ia meraih juara 2 Taekwondo Kyorugi under 44 dan juara 1 dalam Martapura Taekwondo Festival.
Tak berhenti di situ, ia juga menunjukkan bakatnya dalam permainan musik tradisional Panting dengan meraih juara pertama.
Namun, prestasi itu hanyalah awal dari perjalanan panjangnya. Pendidikan tetap menjadi pilar penting dalam kehidupan Pika.
Selama perjalanan merintis bisnis sembari bersekolah, ia seringkali bingung ketika ditanya ingin jadi apa dan lanjut sebagai apa oleh teman-temannya. Keadaan ekonomi masih jadi masalah.
Namun, ia teringat pesan dari guru-gurunya di SMP. Salah satunya adalah guru pembimbing OSIS dan guru lomba musik yang mengajarkan arti keberanian dan pesan penting bahwa di mana ada kemauan, pasti ada jalan.
Pesan itulah yang selalu mengingatkannya untuk tidak berhenti mengejar impian, meskipun jalan yang ditempuh penuh rintangan.
Perlahan namun pasti berkat keuletan yang ia tekuni sendiri, usahanya mulai membuahkan hasil.
Pika telah belajar banyak tentang cara mengelola bisnis. Mulai dari mencari produk berkualitas dengan harga terjangkau, hingga strategi pemasaran.
"Saya belajar sendiri bagaimana cara memaksimalkan keuntungan dan bagaimana menghitung barang yang dibeli agar mendapatkan gratis ongkir," kenangnya.
Dengan gigih, ia menerapkan strategi pemasaran yang efektif, baik melalui Whatsapp dan Instagram.
Melalui Whatsapp, ia memanfaatkan unggahan status, personal chat, dan grup untuk menawarkan produk. Kontak yang ia kumpulkan mencapai 6 ribu, membuktikan kemampuannya dalam membangun jaringan.
Sementara di Instagram, ia mengunggah katalog produk dengan link pembelian yang langsung mengarah ke nomor Whatsapp-nya. "Setiap bulan, saya selalu menargetkan untuk mendapatkan kontak pelanggan baru dari jejaring yang saya miliki," jelas Pika.
Awal mula usaha ini memang penuh tantangan. Namun ia telah berhasil membangun usaha yang kini meraih omzet hingga Rp 3 juta per bulan dengan 20 orderan per hari.
Baru-baru ini ia membuka toko offline kecil di Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong.
Namun, toko tersebut, ia amanahkan kepada sepupu untuk menjaganya. “Alhamdulillah bisa memberi upah kepada sepupu karena sudah membantu,” jelasnya.
Kini, usai menyelesaikan SMK Negeri 1 Pugaan jurusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran dan setelah jerih payah yang dilalui, ia akhirnya bisa mewujudkan mimpi, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“Hasil jualan online ini akhirnya membuat saya berani mendaftar di Universitas Lambung Mangkurat,” ucapnya penuh syukur.
Jurusan Administrasi Publik dipilihnya, sebuah keputusan yang sangat strategis.
"Saya ingin memahami permintaan publik dan bagaimana cara memenuhi kebutuhan mereka. Saya ingin menerapkan terutama dalam dunia bisnis online yang saya geluti," ungkapnya.
Keberanian dan dedikasi Pika dalam mengejar mimpi untuk kuliah, mencerminkan komitmennya dalam mencapai kesuksesan.
Berkat kegigihannya juga, Pika berhasil mendapat bantuan beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) batch 5 tahun 2024-2028 dari Adaro untuk menempuh pendidikan di ULM.
Kisah Rafika Aziza membuktikan dengan tekad dan usaha, segalanya mungkin.
Ia berhasil mengubah tantangan ekonomi menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan bisnis, sambil tetap melanjutkan pendidikan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024