Tuan Guru Haji Zainuddin Rais mengungkap rahasia Kemahakuasaan dan Kehendak Allah SWT, dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Sabtu pagi.

"Dalam hidup dan kehidupan ciptaan Nya, Allah lah yang Mahakuasa lagi Maha menentukan atau berkehendak, kita sebagai manusia misalnya hanya menjalaninya," ujar Tuan Guru Zainuddin dalam kajian rutin "Kitab Ihyaulumuddin" karya Imam Ghazali.

Oleh sebab itu, lanjut Tuan Guru yang sering mengutip pendapat atau "Kalam Hikmah" Abah Guru Sakumpul Martapura (Tuan Guru Haji Muhammad Zaini Abdul Ghani) tersebut, jangan mudah "mencap" (menuduh, apalagi memvonis) orang negatif (tidak baik).

Sebagai contoh; "nang ikam sangka kada baik bisa baik, dan sebaliknya ikam sangka baik bisa kada baik" (yang kamu sangka tidak baik bisa baik, dan kamu sangka baik bisa tidak baik).

Ia mencontohkan dalam ceritera Barsisa, seorang "alim" (ulama) muridnya menjadi anak shaleh, sedangkan Barsisa sendiri akhirnya dengan kematian kafir.

Contoh lain seorang perempuan pelacur akhirnya masuk surga, karena menolong seorang anjing yang sedang dalam kehausan.

Tuan Guru Zainuddin Rais saat tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin,.Sabtu (240824); pagi. (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

*Namun dalam hidup dan kehidupan kita harus tetap selalu melakukan kebajikan atau beramal shaleh. Sebab kalau sudah akhir hayat tak bisa mengulang hidup untuk melakukan amal ibadah," ujar Tuan Guru tersebut.

Berbeda halnya dengan melaksanakan Shalat Ashar empat rakaat, kalau mau salam/mengakhiri keluar angin (kentut) harus mengulangi kembali. "Sebab rakaat-rakaat terdahulu 'tababak' (hancur atau batal), jadi harus diulang kembali," demikian Tuan Guru Zainuddin Rais.


 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024