Balangan, (Antaranews Kalsel) - Pelajar asal Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari PT Adaro Indonesia, di Institut Pertanian Bogor (IPB) mendapat undangan di Konferensi Internasional di Negara Korea Selatan.
 
Sebagai anak desa, Khatimatus Sa’adah (21) tak pernah berpikir yang muluk. Tugasnya adalah belajar di sekolah dan membantu ibunya ketika di rumah.  Semua jenjang pendidikan hingga tingkat atas dihabiskannya di Desa Lampihong, Balangan, Kalimantan Selatan. 

Itu sebab, keluar dari kampung untuk menimba ilmu menjadi hal mustahil baginya, terlebih, Sa’adah adalah bungsu dari 7 bersaudara.
 
Tapi semua itu berubah. Bermula Sa’adah dinyatakan lolos seleksi penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Adaro tahun 2013 lalu. Dari sinilah ritme kehidupan pendidikannya berubah. Dikirim kuliah ke IPB dengan biaya dari Adaro, lalu takdir memilihnya untuk hadir ke Korea Selatan pada Februari 2017.
 
Khatimatus Sa’adah, mahasiswi Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Lampihong, Balangan ini, mendapat undangan pergi ke Korea Selatan. Ia diundang untuk mempresentasikan hasil penelitian ilmiahnya di konferensi internasional.
 
Sejenak ingatan Sa’adah kembali ke masa lalu. Dulu, ia adalah anak yang tak betah berlama-lama jauh dari rumah. Ia ingat, untuk pamit melanjutkan studi di Pulau Jawa ke orangtua saja ia sempat tak enak hati. Sebagai anak bungsu dari 7 bersaudara, ia merasa segan meninggalkan orangtuanya dalam waktu yang lama.
 
“Dalam bayangan saya waktu itu, anak bungsu harusnya menemani orangtua di rumah, karena kakak-kakak saya sudah berkeluarga,” kenangnya.
 
Untunglah, orangtuanya mendukung sepenuh hati keputusan Sa’adah kuliah di IPB. Apalagi, salah satu kakak Sa’adah sudah lebih dulu kuliah di IPB lewat bantuan BUD Adaro di tahun sebelumnya, jadi orangtuanya tidak terlalu merasa khawatir. “Pesan orangtua saya cuma dua. Belajar yang rajin dan jangan lupa ibadah,” lanjutnya.
 
Di kampus, Sa’adah cepat beradaptasi. Kegemarannya mengasah ide disalurkannya dalam berbagai organisasi, dari mulai level fakultas hingga universitas. Perempuan berjilbab ini memang tak betah diam. Tercatat, ada 5 organisasi yang pernah dan sedang diikutinya di kampus.
 
“Waktu SMA saya sangat study-oriented.Tahunya hanya belajar dan belajar. Baru saat kuliah saya menyadari asyiknya berorganisasi,” akunya.
 
Meski aktif berorganisasi, nilai akademisnya tidak terganggu, terbukti dari IPK-nya yang masih bercokol di atas angka 3. Cemerlang dalam organisasi dan akademis, dua hal yang membuatnya dikenal di kalangan dosen. Modal itulah yang kelak memuluskan jalannya dalam berlaga di konferensi ilmiah internasional.
 
Bersama seorang kawannya, Sa’adah merancang penelitian berjudul “Application of Payment for Environmental Services in the Forest Community with REDD + Mechanism”. Penelitian yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di hutan rakyat itu, mendapat dukungan dari para dosennya untuk dikirim ke konferensi internasional. Beberapa minggu kemudian, ia mendapat surat dari Seoul International Conference yang menyatakan bahwa penelitiannya lolos seleksi dan diundang untuk melakukan presentasi di Marriott Seoul Times Square, Korea Selatan.
 
“Selain Korea Selatan, pada waktu yang sama, kami juga diundang untuk mengikuti konferensi di Turki. Namun, dengan berbagai pertimbangan, kami memilih Korea Selatan,” terangnya.
 
Bukan kali ini saja Sa’adah mendapat kesempatan berangkat ke luar negeri. Pada akhir tahun lalu, ia berangkat ke Malaysia bersama beberapa kawannya dari kampus sebagai delegasi tim studi banding universitas antar negara. Diungkapkannya, menengok kehidupan di banua urang banyak memberinya wawasan baru.
 
Namun, dengan berbagai prestasi yang diraihnya semasa kuliah, Sa’adah tidak lantas kehilangan jati diri. Ia tetaplah anak Lampihong yang bertekad untuk kembali ke kampung halamannya setelah lulus nanti. Mengabdikan ilmunya untuk melestarikan hutan yang ada di Balangan dan Kalimantan secara keseluruhan, adalah cita-citanya.
 
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Adaro yang telah mengantar saya sampai ke titik ini,” pungkasnya.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017