Guru Haji Saiful Anshari mengajak kaum Muslim melaksanakan puasa Asyura sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad Saw, dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya, sesudah Shalat Subuh Ahad.

"Pasalnya pada Hari Asyura atau 10 Muharram selain banyak kejadian yang menimpa para Nabi, juga merupakan gudang' 'kifarat' (pembelasan Allah)," ujar Guru Saiful.

Sebagai contoh Nabi Adam alaihi salam (as) dan Hawa ke bumi pada 10 Muharram, Nabi Musa as dalam kejaran tentara Firaun juga pada Hari Asyura.

Dengan mengutip Hadits Rasulullah Saw, Guru Saiful berharap, semua dosa-dosa ringan mendapat ampunan Allah SWT berkat puasa Asyura.

"Namun sebagaimana petunjuk Rasulullah Saw, puasa bukan cuma pada 10 Muharram atau satu hari seperti halnya orang Yahudi, tetapi dua atau tiga hari (sehari sebelum/sesudah 10 Muharram)," ujarnya.

Terkait Muharram tahun ini (1446 Hijriah), Guru Saiful menganjurkan, sebaiknya melaksanakan puasa Asyura pada Selasa dan Rabu (16 & 17 Juli 2024).

Persoalannya, lanjut Guru Saiful yang mengisi pengajian rutin di Masjid Assa'adah tiap Subuh Ahad pekan kedua bulan berjalan (kalau tidak berhalangan) penanggalan 1 Muharram ada beda atau dua persi yaitu almanak umumnya 7 Juli 2024, sementara Nahdlatul Ulama (NU) 8 Juli 2024.

"Kalau kita melaksanakan puasa Asyura pada Selasa dan Rabu (16 & 17 Juli 2024) sesuai saja dengan anjuran Rasulullah Saw yaitu jangan cuma satu hari seperti orang Yahudi," tutur Guru Saiful.

Guru Haji Saiful Anshari saat tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya, sesudah Shalat Subuh Ahad (14/7/2024). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

Pada kesempatan itu pula, Guru Saiful menganjurkan mengasihi anak yatim di hari Asyura/10 Muharram sebagaimana tuntutan Rasulullah Saw.

"Hari Asyura merupakan Hari Raya anak yatim. Oleh karena itu berilah kebahagiaan untuk mereka," demikian Saiful Anshari.

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024