Pelajar SMA Global Jaya School Bintaro Tangerang Selatan yang memenangi kontes lingkungan hidup (LH) organisasi internasional Swiss, Kiranamulya Budi Arthanti (16) memimpin penanaman 6.000 bibit rotan di Pegunungan Meratus, Desa Hinas Kiri, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Kiranamulya di Desa Hinas Kiri, Hulu Sungai Tengah, Jumat, mengatakan penanaman dilaksanakan melalui program Kiranamulya’s Rattan For Life Project 2024 di kawasan Pegunungan Meratus pada 7-14 Juli 2024 dengan menerima dukungan dana senilai 3.000 Dolar AS dari organisasi internasional Baccularate selaku penyelenggara kontes.
Baca juga: Berikut 10 wilayah di Kabupaten HST yang masuk dalam Geopark Meratus
“Gagasan saya terkait rotan mendapat apresiasi dan berhasil menang dalam kontes lingkungan hidup internasional. Program ini merupakan kegiatan konservasi bersama masyarakat Pegunungan Meratus dengan menanam rotan,” kata Kiranamulya.
Kiranamulya merupakan cicit dari Almarhum Soedjarwo, Menteri Kehutanan pertama di era kepemimpinan Presiden Soekarno periode 1964-1966 dan dipilih kembali Presiden Soeharto menjadi Menteri Kehutanan (1983-1988).
“Kegiatan didampingi dua tokoh peraih penghargaan nasional. Keduanya merupakan relawan desa, yakni Bapak Jiwo Pogog dan penggiat lingkungan hidup Hulu Sungai Tengah, Kosim, termasuk masyarakat adat sekitar,” ujarnya.
Kiranamulya menjelaskan rotan ini merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan terbukti menghasilkan, khususnya dalam bidang furniture.
Keinginannya untuk membantu masyarakat dan lingkungan sekitar menjadi semangat dalam menjalankan program. Apalagi di lokasi kegiatannya juga menyimpan potensi wisata alam, yakni Air Terjun Tumaung.
Menurut dia, penanaman 6.000 rotan di kawasan itu akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan masyarakat adat sekitar Pegunungan Meratus, jika alam tetap terjaga dan wisata lebih terkelola, tentu akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
"Semoga program ini bisa bermanfaat dan dapat menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda agar bisa lebih giat menjaga dan mencintai lingkungan,” tutur Kiranamulya.
Baca juga: Wilayah HST yang masuk Geopark Meratus perlu dukungan pemerintah
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Muhammad Yani, turut mendampingi dan ikut melakukan penanaman rotan di kawasan Pegunungan Meratus. Pemerintah daerah setempat memberikan dukungan untuk menunjang kelancaran kegiatan seperti fasilitas transportasi, dan lainnya.
Yani mengatakan program ini sebuah kaderisasi untuk mencintai hutan dan biodiversity di Pegunungan Meratus sehingga layak menjadi benchmarking bagi anak-anak muda.
Menurut dia, kegiatan ini berpotensi untuk eksplorasi kekayaan menjual hutan tanpa menebang, menjual jasa lingkungan karena projek rotan yang dijalankan Kiranamulya ini basisnya adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK).
Yani mengungkapkan rotan di Pegunungan Meratus merupakan bagian dari kekayaan biodiversity yang sangat banyak jenisnya.
Baca juga: Bupati HST ajak ASN jaga tradisi tanam pohon untuk kelestarian Meratus
“Ayo generasi muda kita tanam pohon dan jaga lingkungan bersama untuk kelestarian Pegunungan Meratus demi masa depan,” ujarnya.
Pegiat Lingkungan Hidup Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kosim, mengatakan kegiatan yang dijalankan Kiranamulya ini merupakan sebuah motivasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Dia menjelaskan program ini memiliki potensi untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat, apalagi rotan ini menghasilkan tanpa harus menebang kayu.
“Saya sangat senang, karena itu akan menimbulkan ekonomi baru dan pengetahuan baru bagi masyarakat Meratus. Kita sebagai warga Meratus harus berterima kasih atas dedikasi ini, dan mudah-mudahan warga kita termotivasi sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Kosim.
Baca juga: Manajemen PT AGM dan pewarta HST buka puasa bersama eratkan kemitraan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Kiranamulya di Desa Hinas Kiri, Hulu Sungai Tengah, Jumat, mengatakan penanaman dilaksanakan melalui program Kiranamulya’s Rattan For Life Project 2024 di kawasan Pegunungan Meratus pada 7-14 Juli 2024 dengan menerima dukungan dana senilai 3.000 Dolar AS dari organisasi internasional Baccularate selaku penyelenggara kontes.
Baca juga: Berikut 10 wilayah di Kabupaten HST yang masuk dalam Geopark Meratus
“Gagasan saya terkait rotan mendapat apresiasi dan berhasil menang dalam kontes lingkungan hidup internasional. Program ini merupakan kegiatan konservasi bersama masyarakat Pegunungan Meratus dengan menanam rotan,” kata Kiranamulya.
Kiranamulya merupakan cicit dari Almarhum Soedjarwo, Menteri Kehutanan pertama di era kepemimpinan Presiden Soekarno periode 1964-1966 dan dipilih kembali Presiden Soeharto menjadi Menteri Kehutanan (1983-1988).
“Kegiatan didampingi dua tokoh peraih penghargaan nasional. Keduanya merupakan relawan desa, yakni Bapak Jiwo Pogog dan penggiat lingkungan hidup Hulu Sungai Tengah, Kosim, termasuk masyarakat adat sekitar,” ujarnya.
Kiranamulya menjelaskan rotan ini merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan terbukti menghasilkan, khususnya dalam bidang furniture.
Keinginannya untuk membantu masyarakat dan lingkungan sekitar menjadi semangat dalam menjalankan program. Apalagi di lokasi kegiatannya juga menyimpan potensi wisata alam, yakni Air Terjun Tumaung.
Menurut dia, penanaman 6.000 rotan di kawasan itu akan memberikan dampak positif terhadap lingkungan masyarakat adat sekitar Pegunungan Meratus, jika alam tetap terjaga dan wisata lebih terkelola, tentu akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
"Semoga program ini bisa bermanfaat dan dapat menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda agar bisa lebih giat menjaga dan mencintai lingkungan,” tutur Kiranamulya.
Baca juga: Wilayah HST yang masuk Geopark Meratus perlu dukungan pemerintah
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Hulu Sungai Tengah Muhammad Yani, turut mendampingi dan ikut melakukan penanaman rotan di kawasan Pegunungan Meratus. Pemerintah daerah setempat memberikan dukungan untuk menunjang kelancaran kegiatan seperti fasilitas transportasi, dan lainnya.
Yani mengatakan program ini sebuah kaderisasi untuk mencintai hutan dan biodiversity di Pegunungan Meratus sehingga layak menjadi benchmarking bagi anak-anak muda.
Menurut dia, kegiatan ini berpotensi untuk eksplorasi kekayaan menjual hutan tanpa menebang, menjual jasa lingkungan karena projek rotan yang dijalankan Kiranamulya ini basisnya adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK).
Yani mengungkapkan rotan di Pegunungan Meratus merupakan bagian dari kekayaan biodiversity yang sangat banyak jenisnya.
Baca juga: Bupati HST ajak ASN jaga tradisi tanam pohon untuk kelestarian Meratus
“Ayo generasi muda kita tanam pohon dan jaga lingkungan bersama untuk kelestarian Pegunungan Meratus demi masa depan,” ujarnya.
Pegiat Lingkungan Hidup Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kosim, mengatakan kegiatan yang dijalankan Kiranamulya ini merupakan sebuah motivasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Dia menjelaskan program ini memiliki potensi untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat, apalagi rotan ini menghasilkan tanpa harus menebang kayu.
“Saya sangat senang, karena itu akan menimbulkan ekonomi baru dan pengetahuan baru bagi masyarakat Meratus. Kita sebagai warga Meratus harus berterima kasih atas dedikasi ini, dan mudah-mudahan warga kita termotivasi sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat,” kata Kosim.
Baca juga: Manajemen PT AGM dan pewarta HST buka puasa bersama eratkan kemitraan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024