Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Selatan (BPBD Prov Kalsel) melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mengantisipasi dampak dari perubahan iklim yang diperkirakan tidak merata pada 13 kabupaten/kota di provinsi setempat.
“Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau dan musim hujan terjadi secara bersamaan di wilayah Kalimantan Selatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi di sela-sela kegiatan sertifikasi kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana Pusdiklat BNPB di Banjarbaru, Senin.
Baca juga: BNPB uji kompetensi puluhan tenaga penanggulangan bencana di Kalsel
Dia menyebutkan sebelumnya diperkirakan pada Juni sudah memasuki musim kemarau, namun ternyata meleset dari prakiraan sehingga potensi musim kemarau dan musim hujan dapat melanda wilayah Kalsel secara bersamaan.
“Karena itu kami melakukan upaya pencegahan dari dampak kemarau dan dampak dari musim hujan,” ujarnya.
Bambang menjelaskan, upaya yang dilakukan salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai yang telah dilaksanakan beberapa SKPD untuk menyiapkan cadangan air di tiap bendungan guna menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Selain itu, juga pembuatan peta potensi bencana musim hujan dan musim kemarau agar sumber daya manusia (SDM) penanggulangan bencana selalu siap sedia memantau dan menganalisa lokasi-lokasi yang rawan bencana.
Kemudian, meningkatkan wawasan dan pengetahuan SDM BPBD untuk menguasai lapangan dan mengetahui langkah-langkah penanggulangan baik sebelum terjadi bencana, saat bencana, hingga setelah bencana.
Baca juga: BPBD Kalsel catat 19.241 jiwa terdampak banjir di Tanah Bumbu
Bambang mengatakan SDM BPBD Kalsel juga saat ini mengikuti tahapan uji kompetensi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas tentang kebencanaan.
“Kami melibatkan semua SKPD, karena langkah mitigasi ini akan berhasil jika semua pemangku kepentingan terlibat, termasuk awak media untuk turut membantu publikasi guna mengedukasi masyarakat tentang langkah pencegahan bencana,” tuturnya.
Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah menyebutkan langkah mitigasi yang paling utama adalah dengan cara memperkuat wawasan SDM penanggulangan bencana sehingga dapat menentukan langkah-langkah solutif dalam pencegahan bencana.
“Tujuan memperkuat wawasan SDM utamanya untuk mengurangi dampak saat terjadi bencana. Sebelum personel turun ke lapangan, maka pengetahuannya harus dibenahi dan ditingkatkan sehingga upaya pertolongan yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih maksimal,” ujar Suria.
Baca juga: BPBD Banjarmasin evakuasi korban terdampak abrasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau dan musim hujan terjadi secara bersamaan di wilayah Kalimantan Selatan,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi di sela-sela kegiatan sertifikasi kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana Pusdiklat BNPB di Banjarbaru, Senin.
Baca juga: BNPB uji kompetensi puluhan tenaga penanggulangan bencana di Kalsel
Dia menyebutkan sebelumnya diperkirakan pada Juni sudah memasuki musim kemarau, namun ternyata meleset dari prakiraan sehingga potensi musim kemarau dan musim hujan dapat melanda wilayah Kalsel secara bersamaan.
“Karena itu kami melakukan upaya pencegahan dari dampak kemarau dan dampak dari musim hujan,” ujarnya.
Bambang menjelaskan, upaya yang dilakukan salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai yang telah dilaksanakan beberapa SKPD untuk menyiapkan cadangan air di tiap bendungan guna menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Selain itu, juga pembuatan peta potensi bencana musim hujan dan musim kemarau agar sumber daya manusia (SDM) penanggulangan bencana selalu siap sedia memantau dan menganalisa lokasi-lokasi yang rawan bencana.
Kemudian, meningkatkan wawasan dan pengetahuan SDM BPBD untuk menguasai lapangan dan mengetahui langkah-langkah penanggulangan baik sebelum terjadi bencana, saat bencana, hingga setelah bencana.
Baca juga: BPBD Kalsel catat 19.241 jiwa terdampak banjir di Tanah Bumbu
Bambang mengatakan SDM BPBD Kalsel juga saat ini mengikuti tahapan uji kompetensi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai salah satu upaya meningkatkan kapasitas tentang kebencanaan.
“Kami melibatkan semua SKPD, karena langkah mitigasi ini akan berhasil jika semua pemangku kepentingan terlibat, termasuk awak media untuk turut membantu publikasi guna mengedukasi masyarakat tentang langkah pencegahan bencana,” tuturnya.
Kepala BPBD Kalsel Raden Suria Fadliansyah menyebutkan langkah mitigasi yang paling utama adalah dengan cara memperkuat wawasan SDM penanggulangan bencana sehingga dapat menentukan langkah-langkah solutif dalam pencegahan bencana.
“Tujuan memperkuat wawasan SDM utamanya untuk mengurangi dampak saat terjadi bencana. Sebelum personel turun ke lapangan, maka pengetahuannya harus dibenahi dan ditingkatkan sehingga upaya pertolongan yang diberikan kepada masyarakat dapat lebih maksimal,” ujar Suria.
Baca juga: BPBD Banjarmasin evakuasi korban terdampak abrasi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024