Semangat gotong royong warga masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya "Urang Banjar" tetap terjaga kendati pengaruh teknologi sudah mulai merasuk kehidupan dalam kegiatan sehari-hari maupun lainnya.
Semangat gotong royong warga Kalael atau urang Banjar seperti terlihat pada pelaksanaan ibadah qurban, ujar mantan guru agama H Muhammad Bachtiar (82), seorang tokoh masyarakat di Banjarmasin, sesudah Shalat Ashar, Senin.
Guru Bachtiar asal daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel sependapat pelaksanaan ibadah qurban atau pemotong sapi tidak menggunakan rumah potong hewan.
"Penyembelihan hewan qurban di rumah potong hewan boleh-boleh saja, tetapi untuk pemupukan sengat gotong royong agak kurang. Mungkin semangat sosialnya sana saja dengan penyembelihan hewan. qurban secara tradisional," lanjut Guru Bachtiar.
Menurut dia, penyembelihan hewan qurban secara tradisional semangat gotong royong warga masyarakat cukup tinggi dengan melibatkan laki-laki dan perempuan dari tingkat usia tua muda.
Sebagai contoh saat pelaksanaan ibadah qurban da1445 Hijriah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Senin penyembelihan sapi tanpa menggunakan rumah potong hewan, warga bekerja dengan saling bahu-membahu sehingga terjalin rasa kekeluargaan yang akrab.
Warga tampak berkerja sesuai bidang tugas masing-masing, ada yang memotong-motong dan menimbang daging untuk dibagi-bagikan kepada warga masyarakat umum.
Namun dalam penyembelihan sebanyak 18 ekor sapi di Masjid Assa'adah tersebut beberapa tahun terakhir tidak lagi merobohkan dengan sistem pasong, tapi sudah menggunakan teknologi, begitu pula memotong tulang tak pakai kampak lagi.
"Memang penyembelihan sapi di rumah potong hewan lebih praktis tinggal membagi-bagikan daging kepada masyarakat atau yang berhak menerima sesuai syariah. Tapi yang penting bagaimana kita menjaga kegotongroyongan,," demikian Guru Bachtiar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024