Universitas Lambung Mangkurat (ULM) hingga kini masih mengupayakan pencarian terhadap hilangnya mahasiswa Fakultas Kehutanan Aditya Dharma Santoso saat melakukan geotagging di Desa Sungai Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
"Sejak dinyatakan hilang pada 2 Mei lalu, hingga kini masih terus dilakukan pencarian oleh tim gabungan menyisir area hutan di sekitar desa," kata Dekan Fakultas Kehutanan ULM Prof Kissinger di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa.
Baca juga: Mahasiswa Indonesia hilang di Kualu Lumpur ditemukan
Diketahui geotagging adalah sebuah proses penambahan informasi posisi data pada GPS berupa informasi latitude dan longitude dalam sebuah foto digital.
Kissinger menjelaskan kegiatan geotagging yang dilakukan Aditya bukan kegiatan dari kampus melainkan untuk perusahaan perkebunan.
Korban melakukan geotagging bersama 15 mahasiswa ULM lainnya pada Kamis (2/5).
Aditya kemudian berpencar untuk melakukan geotagging di petak enam.
Hingga sore hari, rekan-rekannya sudah berkumpul di titik yang sudah ditentukan namun Aditya tak kunjung tiba, bahkan rekannya menunggu selama sekitar satu jam.
Operasi pencarian dilakukan di hutan Sei Ahas oleh tim dari ULM dibantu warga dan tim kesehatan setempat hingga melaporkannya ke BPBD Kapuas yang memberangkatkan satu tim menuju lokasi.
Kissinger memastikan pihak fakultas dan universitas terus berusaha dengan kemampuan yang dimiliki untuk mencari dan memantau perkembangan pencarian Aditya yang merupakan mahasiswa Program Studi Kehutanan angkatan 2021 dan kini duduk di semester enam.
Pihak kampus pun telah menggelar doa bersama serta dilakukan pengumpulan donasi yang diberikan untuk membantu biaya operasional pencarian Aditya.
Kissinger menyebut kendala yang dihadapi di lapangan adalah akses menuju lokasi serta mobilisasi personel hanya bisa menggunakan perahu kecil bermesin.
"Lokasi pencarian berada di dalam hutan mengakibatkan terbatasnya visibility karena terhalang vegetasi yang tingginya rata-rata satu hingga dua meter," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Sejak dinyatakan hilang pada 2 Mei lalu, hingga kini masih terus dilakukan pencarian oleh tim gabungan menyisir area hutan di sekitar desa," kata Dekan Fakultas Kehutanan ULM Prof Kissinger di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa.
Baca juga: Mahasiswa Indonesia hilang di Kualu Lumpur ditemukan
Diketahui geotagging adalah sebuah proses penambahan informasi posisi data pada GPS berupa informasi latitude dan longitude dalam sebuah foto digital.
Kissinger menjelaskan kegiatan geotagging yang dilakukan Aditya bukan kegiatan dari kampus melainkan untuk perusahaan perkebunan.
Korban melakukan geotagging bersama 15 mahasiswa ULM lainnya pada Kamis (2/5).
Aditya kemudian berpencar untuk melakukan geotagging di petak enam.
Hingga sore hari, rekan-rekannya sudah berkumpul di titik yang sudah ditentukan namun Aditya tak kunjung tiba, bahkan rekannya menunggu selama sekitar satu jam.
Operasi pencarian dilakukan di hutan Sei Ahas oleh tim dari ULM dibantu warga dan tim kesehatan setempat hingga melaporkannya ke BPBD Kapuas yang memberangkatkan satu tim menuju lokasi.
Kissinger memastikan pihak fakultas dan universitas terus berusaha dengan kemampuan yang dimiliki untuk mencari dan memantau perkembangan pencarian Aditya yang merupakan mahasiswa Program Studi Kehutanan angkatan 2021 dan kini duduk di semester enam.
Pihak kampus pun telah menggelar doa bersama serta dilakukan pengumpulan donasi yang diberikan untuk membantu biaya operasional pencarian Aditya.
Kissinger menyebut kendala yang dihadapi di lapangan adalah akses menuju lokasi serta mobilisasi personel hanya bisa menggunakan perahu kecil bermesin.
"Lokasi pencarian berada di dalam hutan mengakibatkan terbatasnya visibility karena terhalang vegetasi yang tingginya rata-rata satu hingga dua meter," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024