Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengembangkan infrastruktur hijau melalui pelaksanaan program kota cerdas dan pembangunan pusat data hijau.
"Sebagai langkah awal konkret mendukung ekonomi hijau, Kementerian Kominfo melakukan pengembangan infrastruktur hijau melalui kota cerdas berkelanjutan dan menghadirkan pusat data ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian pada Senin.
Dalam acara bertajuk Green Impact Day – Untuk Ketahanan Pangan, Air, dan Energi Indonesia di Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Senin, ia menjelaskan bahwa program kota cerdas diterapkan berdasarkan enam pilar utama.
Enam pilar utama kota cerdas terdiri atas Smart Governance, Smart Branding, Smart Living, Smart Economy, Smart Society, dan Smart Environment.
Baca juga: ASEAN arahkan AIF untuk pendanaan infrastruktur hijau
Baca juga: PUPR berkomitmen kurangi emisi karbon lewat infrastruktur hijau
"Upaya kedua, pembangunan PDH (pusat data hijau), ini direncanakan akan mendapatkan sertifikasi bangunan gedung hijau (BGH) dan sertifikasi platinum dari Green Building Council Indonesia," kata Budi Arie.
Dia menekankan bahwa inisiatif infrastruktur hijau harus tetap berjalan meski masih ada kendala berupa kesenjangan infrastruktur digital dan biaya adopsi teknologi hijau yang masih tinggi.
"Harus dapat kita selesaikan bersama, dengan harapan inisiatif serupa yang mendorong pelindungan lingkungan dapat terus berlangsung demi bumi kita tercinta," kata dia.
Baca juga: Bisnis pusat data bisa mendorong peningkatan bauran energi
Baca juga: Wamenkominfo paparkan parameter kesuksesan adopsi sistem kota cerdas
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Sebagai langkah awal konkret mendukung ekonomi hijau, Kementerian Kominfo melakukan pengembangan infrastruktur hijau melalui kota cerdas berkelanjutan dan menghadirkan pusat data ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian pada Senin.
Dalam acara bertajuk Green Impact Day – Untuk Ketahanan Pangan, Air, dan Energi Indonesia di Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Senin, ia menjelaskan bahwa program kota cerdas diterapkan berdasarkan enam pilar utama.
Enam pilar utama kota cerdas terdiri atas Smart Governance, Smart Branding, Smart Living, Smart Economy, Smart Society, dan Smart Environment.
Baca juga: ASEAN arahkan AIF untuk pendanaan infrastruktur hijau
Baca juga: PUPR berkomitmen kurangi emisi karbon lewat infrastruktur hijau
"Upaya kedua, pembangunan PDH (pusat data hijau), ini direncanakan akan mendapatkan sertifikasi bangunan gedung hijau (BGH) dan sertifikasi platinum dari Green Building Council Indonesia," kata Budi Arie.
Dia menekankan bahwa inisiatif infrastruktur hijau harus tetap berjalan meski masih ada kendala berupa kesenjangan infrastruktur digital dan biaya adopsi teknologi hijau yang masih tinggi.
"Harus dapat kita selesaikan bersama, dengan harapan inisiatif serupa yang mendorong pelindungan lingkungan dapat terus berlangsung demi bumi kita tercinta," kata dia.
Baca juga: Bisnis pusat data bisa mendorong peningkatan bauran energi
Baca juga: Wamenkominfo paparkan parameter kesuksesan adopsi sistem kota cerdas
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024