Lebak, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Lebak menargetkan kunjungan 500 ribu wisatawan mancanegara sehingga penerimaan dari sektor itu meningkat dan mendukung program "Visit Indonesia".
"Kami menargetkan kunjungtan wisatawan asing sebnayak itu untuk mendukung program "Visit Indonesia" sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019," kata Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Lebak Hayat Syahida di Lebak, Selasa.
Pemerintah daerah terus menggenjot pembangunan infrastruktur jalan,jembatan, pasar, pelayanan umum, kesehatan, penginapan untuk memberikan kemudahan akses menuju pariwisata.
Selama ini, kunjungan wisatawan mancanegara kebanyakan dari Benua Asia dan Benua Eropa.
Mereka para wisman itu mengunjungi destinasi wisata budaya masyarakat Baduy dan Kaolotan Banten Kidul.
Selain itu juga destinasi wisata Pantai Sawarna, pemandian air panas Cipanas, Pantai Bagedur, Cibobos, Pulo Manuk, Baduy dan Arung Jeram.
Bahkan, Pantai Sawarna setiap pekan dikunjungi wisman untuk bermain olahraga selancar dan sky, karena ombaknya cukup tinggi disertai angin kencang.
Kelebihan Pantai Sawarna itu, kata dia, berhadapan langsung dengan Perairan Samudera Hindia.
Karena itu, kerapkali dikunjungi wisman dari berbagai negara untuk bermain selancar dan sky air karena ombaknya cukup besar.
"Saya kira semua destinasi wisata Lebak itu memiliki nilai jual untuk dikunjungi wisman itu," katanya.
Menurut Hayat, pemerintah akan membangun jalan tol dari Serang-Panimbang melalui jalur Kabupaten Lebak dipastikan dapat mendongkrak kunjungan wisman.
Sebab, akses jalan tol cukup besar untuk kemudahan wisman mengunjungi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lebak.
"Kami mendukung kunjungan wisaman 20 juta secara nasional dan Lebak menargetkan 500.000 wisman," katanya.
Pengamat Ekonomi dari Rangkasbitung Encep Chaerudin mengatakan pihaknya sangat mendukung pemerintah daerah menaregtkan 500.000 wisman melalui pengembangan 29 destinasi wisata guna meningkatkan ekonomi amsyarakat.
Selama ini, potensi objek wisata di Lebak sangat luar biasa melalui destinasi wisata budaya masyarakat Baduy karena memiliki keunikan suku terasing.
Wisata budaya Baduy memiliki nilai jual yang mendunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru," katanya.
Ia mengatakan khasanah budaya masyarakat Baduy cukup menarik untuk dilakukan wisata penelitian antropologi, karena kehidupan masyarakat itu hingga kini masih mempertahankan adat leluhurnya.
Masyarakat Baduy hingga kini masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan modern.
Kawasan hutan yang dihuni masyarakat Baduy seluas 5.100 hektare tanpa jalan, jaringan listrik, televisi, radio, dan kendaraan.
Bahkan, masyarakat Baduy Dalam berpakaian putih-putih bepergian ke luar daerah harus berjalan kaki dan dilarang naik angkutan kendaraan.
"Banyak para antropolog datang ke Baduy untuk melakukan penelitian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Kami menargetkan kunjungtan wisatawan asing sebnayak itu untuk mendukung program "Visit Indonesia" sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019," kata Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Lebak Hayat Syahida di Lebak, Selasa.
Pemerintah daerah terus menggenjot pembangunan infrastruktur jalan,jembatan, pasar, pelayanan umum, kesehatan, penginapan untuk memberikan kemudahan akses menuju pariwisata.
Selama ini, kunjungan wisatawan mancanegara kebanyakan dari Benua Asia dan Benua Eropa.
Mereka para wisman itu mengunjungi destinasi wisata budaya masyarakat Baduy dan Kaolotan Banten Kidul.
Selain itu juga destinasi wisata Pantai Sawarna, pemandian air panas Cipanas, Pantai Bagedur, Cibobos, Pulo Manuk, Baduy dan Arung Jeram.
Bahkan, Pantai Sawarna setiap pekan dikunjungi wisman untuk bermain olahraga selancar dan sky, karena ombaknya cukup tinggi disertai angin kencang.
Kelebihan Pantai Sawarna itu, kata dia, berhadapan langsung dengan Perairan Samudera Hindia.
Karena itu, kerapkali dikunjungi wisman dari berbagai negara untuk bermain selancar dan sky air karena ombaknya cukup besar.
"Saya kira semua destinasi wisata Lebak itu memiliki nilai jual untuk dikunjungi wisman itu," katanya.
Menurut Hayat, pemerintah akan membangun jalan tol dari Serang-Panimbang melalui jalur Kabupaten Lebak dipastikan dapat mendongkrak kunjungan wisman.
Sebab, akses jalan tol cukup besar untuk kemudahan wisman mengunjungi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lebak.
"Kami mendukung kunjungan wisaman 20 juta secara nasional dan Lebak menargetkan 500.000 wisman," katanya.
Pengamat Ekonomi dari Rangkasbitung Encep Chaerudin mengatakan pihaknya sangat mendukung pemerintah daerah menaregtkan 500.000 wisman melalui pengembangan 29 destinasi wisata guna meningkatkan ekonomi amsyarakat.
Selama ini, potensi objek wisata di Lebak sangat luar biasa melalui destinasi wisata budaya masyarakat Baduy karena memiliki keunikan suku terasing.
Wisata budaya Baduy memiliki nilai jual yang mendunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru," katanya.
Ia mengatakan khasanah budaya masyarakat Baduy cukup menarik untuk dilakukan wisata penelitian antropologi, karena kehidupan masyarakat itu hingga kini masih mempertahankan adat leluhurnya.
Masyarakat Baduy hingga kini masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan modern.
Kawasan hutan yang dihuni masyarakat Baduy seluas 5.100 hektare tanpa jalan, jaringan listrik, televisi, radio, dan kendaraan.
Bahkan, masyarakat Baduy Dalam berpakaian putih-putih bepergian ke luar daerah harus berjalan kaki dan dilarang naik angkutan kendaraan.
"Banyak para antropolog datang ke Baduy untuk melakukan penelitian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016