Tradisi "Batamat" atau khatam Al Quran urang Banjar Kalimantan Selatan (Kalsel) terutama daerah Hulu Sungai atau "Banua Anam" provinsi yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota tersebut.
Pewarta ANTARA Kalsel dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke Banua Anam, Jumat, melaporkan tradisi Batamat Quran "Urang" Banjar Hulu pada umumnya dalam suasana Idul Fitri dan Idul Adha, serta Bulan Maulid (Rabi'ul Awal).
Sebagaimana warga masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel Batamat Quran di Masjid Pajukungan (sekitar 163 km utara Banjarmasin) Kecamatan Barabai pada H+1 Idul Fitri 1445 Hijriah.
Budaya yang sudah mentradisi dalam Batamat Quran Urang Banjar Hulu dengan memakai "balai" (tempat sajian dengan hiasan kertas warna warni serta bendera) yang diarak dari keberangkatan sampai tempat kegiatan acara khataman tersebut.
Penyediaan balai tersebut pada umumnya per orang yang melakukan khatam Qur'an atau berkelompok sebagai salah satu upaya memotivasi anak-anak supaya rajin ngaji sampai tamat, ujar Muhran (65), seorang pemuka agama "Bumi Murakata" HST.
Selain itu. guna lebih menyemarakkan kegiatan religi tersebut sebagai bagian dari syiar Islam, lanjut kakek dari enam cucu tersebut.
Tradisi urang Banjar hulu lain yang tergolong langka, namun tetap lestari yaitu acara "Batumbang Apam" (mengukur tinggi badan dengan apam atau kue tradisional).
Acara Batumbang itu pada umumnya terhadap anak bila nazar orang tersebut Allah kabulkan seperti halnya di Masjid Pajukungan Barabai di hari kedua lebaran Idul Fitri 1445 H, demikian Muhran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Pewarta ANTARA Kalsel dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke Banua Anam, Jumat, melaporkan tradisi Batamat Quran "Urang" Banjar Hulu pada umumnya dalam suasana Idul Fitri dan Idul Adha, serta Bulan Maulid (Rabi'ul Awal).
Sebagaimana warga masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalsel Batamat Quran di Masjid Pajukungan (sekitar 163 km utara Banjarmasin) Kecamatan Barabai pada H+1 Idul Fitri 1445 Hijriah.
Budaya yang sudah mentradisi dalam Batamat Quran Urang Banjar Hulu dengan memakai "balai" (tempat sajian dengan hiasan kertas warna warni serta bendera) yang diarak dari keberangkatan sampai tempat kegiatan acara khataman tersebut.
Penyediaan balai tersebut pada umumnya per orang yang melakukan khatam Qur'an atau berkelompok sebagai salah satu upaya memotivasi anak-anak supaya rajin ngaji sampai tamat, ujar Muhran (65), seorang pemuka agama "Bumi Murakata" HST.
Selain itu. guna lebih menyemarakkan kegiatan religi tersebut sebagai bagian dari syiar Islam, lanjut kakek dari enam cucu tersebut.
Tradisi urang Banjar hulu lain yang tergolong langka, namun tetap lestari yaitu acara "Batumbang Apam" (mengukur tinggi badan dengan apam atau kue tradisional).
Acara Batumbang itu pada umumnya terhadap anak bila nazar orang tersebut Allah kabulkan seperti halnya di Masjid Pajukungan Barabai di hari kedua lebaran Idul Fitri 1445 H, demikian Muhran.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024