Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI Cecep Nurwendaya menyatakan ijtimak posisi bulan berada di antara bumi dan matahari dalam satu bujur astronomis yang menentukan 1 Syawal 1445 H sudah terjadi di Indonesia pada dini hari tadi pukul 01.20.47 WIB.
"Ijtimak sudah terjadi pada tadi dini hari tadi (9/4) pukul 01.20.47 WIB, bahkan yang menarik, ijtimak sudah terjadi pada Senin (8/4) pukul 18.20.47 waktu dunia atau Universal Time (UT)," kata Cecep saat memaparkan posisi hilal pada sidang isbat di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan ijtimak 1 Syawal ini berbeda dengan penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah yang ijtimaknya setelah Ashar, sehingga waktu Maghrib pendek, jadi hilal atau sabitnya sangat tipis, karena umurnya belum lama.
Baca juga: Pantauan hilal di Kalsel tertutup awan meski tingginya sudah 6 derajat
"Sekarang, ijtimak sudah terjadi dini hari, akibatnya seluruh wilayah Indonesia ketinggian hilalnya sangat signifikan," ujarnya.
Ia menyebutkan di wilayah NKRI sudah masuk kriteria awal bulan, sehingga 1 Syawal 1445 Hijriyah, jatuh pada hari Rabu 10 April 2024.
Cecep juga memaparkan berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) tanggal 29 Ramadhan 1445 H atau 9 April 2024, posisi hilal di seluruh wilayah NKRI sudah masuk kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, sehingga tanggal 1 Syawal 1445 secara hisab jatuh bertepatan dengan Hari Rabu 10 April 2024.
Baca juga: Kemenag Belitung pantau hilal 1 Syawal dari Pantai Tanjung Pendam
"Pada hari rukyat tanggal 9 April 2024, tinggi hilal di wilayah NKRI antara 4° 52'43" (empat derajat lima puluh dua koma empat puluh tiga menit) sampai dengan 7° 37'50" (tujuh derajat tiga puluh tujuh koma lima puluh menit) dan elongasi antara 8°23'41" (delapan derajat dua puluh tiga koma empat puluh satu menit) sampai dengan 10°12'56" (sepuluh derajat dua belas koma lima puluh enam menit)," tuturnya.
Untuk itu ia menegaskan pada hari rukyat awal Syawal 1445 Hijriah ini secara teoretis dan empiris hilal akan dapat dirukyat (dilihat), karena posisinya berada jauh di atas kriteria MABIMS dan ada referensi empiris rekaman foto hilal yang didapat di wilayah NKRI maupun internasional.
Tahun ini Kemenag menetapkan 127 titik lokasi rukyatul hilal awal Syawal 1445 Hijriyah. Data rukyatul hilal ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat 1 Syawal yang digelar sore ini.
Baca juga: Observatorium Bosscha ITB lakukan pengamatan hilal 1 Syawal 1445 H
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Ijtimak sudah terjadi pada tadi dini hari tadi (9/4) pukul 01.20.47 WIB, bahkan yang menarik, ijtimak sudah terjadi pada Senin (8/4) pukul 18.20.47 waktu dunia atau Universal Time (UT)," kata Cecep saat memaparkan posisi hilal pada sidang isbat di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan ijtimak 1 Syawal ini berbeda dengan penetapan awal Ramadhan 1445 Hijriah yang ijtimaknya setelah Ashar, sehingga waktu Maghrib pendek, jadi hilal atau sabitnya sangat tipis, karena umurnya belum lama.
Baca juga: Pantauan hilal di Kalsel tertutup awan meski tingginya sudah 6 derajat
"Sekarang, ijtimak sudah terjadi dini hari, akibatnya seluruh wilayah Indonesia ketinggian hilalnya sangat signifikan," ujarnya.
Ia menyebutkan di wilayah NKRI sudah masuk kriteria awal bulan, sehingga 1 Syawal 1445 Hijriyah, jatuh pada hari Rabu 10 April 2024.
Cecep juga memaparkan berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) tanggal 29 Ramadhan 1445 H atau 9 April 2024, posisi hilal di seluruh wilayah NKRI sudah masuk kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, sehingga tanggal 1 Syawal 1445 secara hisab jatuh bertepatan dengan Hari Rabu 10 April 2024.
Baca juga: Kemenag Belitung pantau hilal 1 Syawal dari Pantai Tanjung Pendam
"Pada hari rukyat tanggal 9 April 2024, tinggi hilal di wilayah NKRI antara 4° 52'43" (empat derajat lima puluh dua koma empat puluh tiga menit) sampai dengan 7° 37'50" (tujuh derajat tiga puluh tujuh koma lima puluh menit) dan elongasi antara 8°23'41" (delapan derajat dua puluh tiga koma empat puluh satu menit) sampai dengan 10°12'56" (sepuluh derajat dua belas koma lima puluh enam menit)," tuturnya.
Untuk itu ia menegaskan pada hari rukyat awal Syawal 1445 Hijriah ini secara teoretis dan empiris hilal akan dapat dirukyat (dilihat), karena posisinya berada jauh di atas kriteria MABIMS dan ada referensi empiris rekaman foto hilal yang didapat di wilayah NKRI maupun internasional.
Tahun ini Kemenag menetapkan 127 titik lokasi rukyatul hilal awal Syawal 1445 Hijriyah. Data rukyatul hilal ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat 1 Syawal yang digelar sore ini.
Baca juga: Observatorium Bosscha ITB lakukan pengamatan hilal 1 Syawal 1445 H
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024