Ustadz Haji Aspani Anshari dalam tausiyahnya mengingatkan kaum Muslim mengenai bacaan Fatihah ketika shalat, karena terkadang sering terabaikan oleh sebab sesuatu , padahal salah satu rukun shalat yang harus betul bacaannya.
"Pasalnya kalau bacaan Fatihah tak benar bisa sama dengan tidak melaksanakan shalat," ujar Ustadz Aspani dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Senin.
Alumnus Universitas Al Azhar Kairo Mesir bergelar "Lc" itu mengingatkan syarat sah membaca Fatihah saat shalat, baik sendiri maupun berjemaah.
"Dalam membaca Al Fatihah ketika shalat setidaknya ada tiga syarat yaitu minimal harus mendengar sendiri (bukan dalam hati) dan tidak perlu nyaring, terlebih sampai mengganggu 'tetangga" (kanan kiri dan muka belakang)," ingat Ustadz Aspani.
Selain itu, jangan menggugurkan salah satu huruf dari Fatimah tersebut dan mengganti hurufnya, ujar pendiri/pengasuh salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kelurahan Pemurus Dalam Banjarmasin Selatan tersebut.
Pada kesempatan itu, Ustadz Aspani juga mengingatkan arti "tumaninah" dalam mengerjakan rukun shalat lainnya, seperti gerakan ruku, I'tidal serta sujud dan lainnya guna kesempurnaan shalat
"Jangan sampai shalat kita hanya membuang-buang tenaga, tapi tidak Allah terima," lanjut ustadz muda itu mengingatkan jamaah Masjid Assa'adah tersebut.
Menurut dia, yang berpeluang atau berpotensi kurang sempurna membaca Fatihah serta ketumaninshan itu pada Shalat Tarawih.
Oleh karenanya dengan nada canda, Ustadz Aspani menyinggung imam-imam muda dalam shalat tarawih dengan bacaan terlalu cepat, sementara ma'mum terdapat orang-orang tua atau dalam keadaan uzur secara fisik
"Misalnya si Imam muda sudah ruku, ma'mum tua belum selesai baca Fatihah, kendati keterlambatan boleh hingga batas waktu sujud kedua," ucap Ustadz Aspani.
Ia mengritisi kalau ada yang berpendapat bahwa bacaan Fatihah sudah tanggungan imam. "Sampai saat ini saya belum menemukan dalilnya," demikian Aspani Anshari.
Dalam tausiah hingga menjelang Shalat Israq, Ustadz Aspani juga mempraktekkan gerakan shalat serta seorang "masbuk" (mereka yang tertinggal di belakang saat shalat berjemaah) yang benar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024