Salah satu alumni penerima program Beasiswa Utusan Daerah (BUD) PT Adaro Indonesia asal Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan Hanifullah Habibie berbagi pengalaman selama menjalani perkuliahan di IPB University Bogor, Jawa Barat.

Penerima BUD angkatan pertama ini mengaku bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kultur yang baru dengan modal rasa percaya diri dan keinginan untuk maju atau kerja keras.

"Kendala pasti ada namun berkat pendampingan dari Adaro dan keyakinan diri semuanya bisa dijalani hingga lulus kuliah," ungkap Habibie yang kini menjabat sebagai R&D Mine Closure Foreman PT Adaro Indonesia saat dikonfirmasi di Tabalong, Jumat.

Di hadapan puluhan peserta sosialisasi program BUD IPB, UPN dan Tahfiz Kabupaten Tabalong, Habibie menekankan perlunya membangun kepercayaan diri agar mampu bersaing dengan orang lain.

Termasuk selektif memilih teman di tempat yang baru agar tidak terpengaruh budaya atau hal-hal negatif.

Sebelum menentukan jurusan di perguruan tinggi para siswa diingatkan pentingnya konsultasi dengan guru agar pilihan ke depan sesuai dengan potensi diri dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan saat ini.

Penanggung jawab bidang pendidikan CSR PT Adaro Indonesia, Ardianoor menambahkan penerima program BUD Adaro IPB University dan UPN Veteran Yogyakarta juga mendapat pendampingan psikolog untuk membatu permasalahan yang dihadapi mahasiswa.

Termasuk pendampingan dan monitoring dari tim CSR Adaro untuk melihat kemajuan para mahasiswa penerima BUD.

"Dengan pendampingan diharapkan para mahasiswa penerima program bisa menghadapi perbedaan edukasi dan kultur budaya selama kuliah," jelas Ardianoor.
 
Peserta sosialisasi BUD Adaro bersama perwakilan manajemen Adaro dan PT SIS. (ANTARA/HO-YABN)

Selain mendapat informasi terkait program BUD peserta sosialisasi juga ditawarkan bisa mengikuti seleksi penerima beasiswa Indonesia Bright Future Leaders (IBFL) yang diinisiasi Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN).

Menurut Ahmad Ridhani dari Program Adaro Nyalakan Ilmu YABN beasiswa IBFL juga memberikan berbagai macam pembinaan untuk para penerima beasiswa IBFL sejak semester satu hingga semester delapan. 

Penerima beasiswa ini selain mendapat biaya hidup, pendidikan dan kesehatan, juga mendapat pembinaan yang menekankan aspek sosial dan kepemimpinan.

Di sesi tanya jawab salah satu peserta sosialisasi Anastasia Ningrum dari SMA Negeri 1 Tanjung mempertanyakan soal penerima bantuan ada keterikatan atau tidak bekerja di Adaro.

"Tidak ada keterikatan penerima beasiswa harus bekerja di Adaro jadi bebas saja mau bekerja dimana ," jelas CSR Supervisor PT Adaro Indonesia Bidang Pendidikan Herman Baihaqi.

Namun peluang bekerja di Adaro dan mitra kerja terbuka lebar tentunya sesuai keinginan perusahaan jelas Unit head CSR & govrel area 1 PT Saptaindra Sejati (SIS) Didi Cahyadi.

"Jurusan penerima beasiswa kita tetapkan dengan tujuan sesuai formasi yang dibutuhkan perusahaan," jelas Didi.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024