Guru H Muhammad Bachtiar mengungkapkan rahasia membaca istighfar saat tausyiah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Kamis.
Pada tausiyah tersebut, Guru Bachtiar menceriterakan perjalanan hidup Imam Hambali atau Imam Ahmad bin Hambal (salah satu dari empat Mazhab tersohor atau mendapat pengakuan dunia Islam).
Pensiunan guru agama itu menceriterakan, pada suatu ketika Imam Hambali shalat di sebuah masjid sebagai makmum berdiri paling belakang (bukan sebagai imam shalat karena selain sudah ada imam tetap, juga tak seorang pun mengetahui bahwa Imam Hambali).
Selesai shalat semua jamaah pada pulang dan "marbot" (kaum atau penjaga masjid) mematikan keseluruhan lampu dan menyuruh serta memaksa Imam Hambali keluar (karena ketidaktahuan bahwa orang tersebut Imam Hambali), kendati bilang mau menginap sebab musafir.
"Jangankan dalam masjid, di beranda/luar pun tidak boleh, akhirnya Imam Hambali duduk di bawah pohon," ungkap mantan Ketua Pengurus Masjid Assa'adah tersebut yang sudah berusia lebih 80 tahun.
Namun, lanjut Guru Bachtiar, ada seseorang yang iba dan menyuruh/menawarkan menginap di rumahnya, kebetulan orang tersebut pengolah roti. Imam Hambali pun memperhatikan proses pengolahan roti sejak awal hingga masak/pembakaran.
Dalam mengolah roti tersebut, si pengolah sejak proses awal hingga akhir selalu mengucap istighfar. Imam Hambali pun bertanya manfaat mengucap istighfar kepada pengolah roti itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Pada tausiyah tersebut, Guru Bachtiar menceriterakan perjalanan hidup Imam Hambali atau Imam Ahmad bin Hambal (salah satu dari empat Mazhab tersohor atau mendapat pengakuan dunia Islam).
Pensiunan guru agama itu menceriterakan, pada suatu ketika Imam Hambali shalat di sebuah masjid sebagai makmum berdiri paling belakang (bukan sebagai imam shalat karena selain sudah ada imam tetap, juga tak seorang pun mengetahui bahwa Imam Hambali).
Selesai shalat semua jamaah pada pulang dan "marbot" (kaum atau penjaga masjid) mematikan keseluruhan lampu dan menyuruh serta memaksa Imam Hambali keluar (karena ketidaktahuan bahwa orang tersebut Imam Hambali), kendati bilang mau menginap sebab musafir.
"Jangankan dalam masjid, di beranda/luar pun tidak boleh, akhirnya Imam Hambali duduk di bawah pohon," ungkap mantan Ketua Pengurus Masjid Assa'adah tersebut yang sudah berusia lebih 80 tahun.
Namun, lanjut Guru Bachtiar, ada seseorang yang iba dan menyuruh/menawarkan menginap di rumahnya, kebetulan orang tersebut pengolah roti. Imam Hambali pun memperhatikan proses pengolahan roti sejak awal hingga masak/pembakaran.
Dalam mengolah roti tersebut, si pengolah sejak proses awal hingga akhir selalu mengucap istighfar. Imam Hambali pun bertanya manfaat mengucap istighfar kepada pengolah roti itu.
Pengolah roti pun menjawab, dengan mengamalkan mengucap istighfar segala hajat dan pinta Alhamdulillah, Allah SWT kabulkan, cuma satu yang belum yaitu mau bertemu dengan Imam Hambali.
"Nah rupanya ibarat peribahasa 'pucuk dicinta, ulam tiba' Imam Hambali pun bilang 'aku inilah Imam Hambali. Berarti berkat mengamalkan mengucap istighfar, Allah mengabulkan semua doa dan pinta hamba Nya. Wallahu 'alam," demikian Guru Bachtiar.
Tapi Guru Bachtiar tidak lupa mengingatkan jamaah masjid Assa'adah jangan meninggalkan shalat wajib lima waktu karena merupakan pintu dari rahmat dan berkah/keampunan Allah, terlebih pada bulan puasa Ramadhan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024