Komunitas pecinta pusaka Banua mengadakan pertemuan dengan pecinta pusaka di Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan yang diikuti oleh tiga komunitas pecinta pusaka.
“Pada acara kami kali ini diikuti oleh tiga komunitas, yakni Komunitas Persaudaraan dan Persahabatan, Komunitas Pemakai Perisai Rinjani , dan Komunitas Pelestarian Warisan Kalimantan ,” kata salah satu panitia pelaksana acara Abdul Kelana di Kabupaten Balangan, Senin.
Baca juga: FC Banua Lawas Heritage Junior Championship 2019
Abdul mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar pecinta warisan budaya di Banua , serta memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat sekitar.
Abdul mengungkapkan, kegiatan diisi dengan pertemuan tatap muka antar pecinta pusaka, serta bertukar pikiran antar sesama masyarakat mengenai pengetahuan tentang pusaka.
Abdul menegaskan, dengan sering mengadakan kegiatan sarrathamuh tersebut, secara tidak langsung masyarakat akan mengetahui makna dari benda-benda pusaka tersebut.
Pengurus lainnya , Icun Putra menambahkan, terkait peninggalan ini, mayoritas warganya menggunakan senjata tradisional tidak hanya untuk berperang, namun masyarakat juga harus mengetahui dan memahami simbol-simbol yang tersimpan dalam peninggalan tersebut.
“Contohnya Mandau yang merupakan tradisi di Kalimantan Selatan, kalau masyarakat sudah paham dengan makna Mandau berarti sudah tahu budayanya,” ujarnya.
Terakhir, Icun menyampaikan bahwa sasaran kegiatan ini selain silaturahmi juga untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa senjata pusaka adalah seni budaya dan merupakan peninggalan yang harus dilestarikan, tidak identik dengan kekerasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Pada acara kami kali ini diikuti oleh tiga komunitas, yakni Komunitas Persaudaraan dan Persahabatan, Komunitas Pemakai Perisai Rinjani , dan Komunitas Pelestarian Warisan Kalimantan ,” kata salah satu panitia pelaksana acara Abdul Kelana di Kabupaten Balangan, Senin.
Baca juga: FC Banua Lawas Heritage Junior Championship 2019
Abdul mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar pecinta warisan budaya di Banua , serta memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat sekitar.
Abdul mengungkapkan, kegiatan diisi dengan pertemuan tatap muka antar pecinta pusaka, serta bertukar pikiran antar sesama masyarakat mengenai pengetahuan tentang pusaka.
Abdul menegaskan, dengan sering mengadakan kegiatan sarrathamuh tersebut, secara tidak langsung masyarakat akan mengetahui makna dari benda-benda pusaka tersebut.
Pengurus lainnya , Icun Putra menambahkan, terkait peninggalan ini, mayoritas warganya menggunakan senjata tradisional tidak hanya untuk berperang, namun masyarakat juga harus mengetahui dan memahami simbol-simbol yang tersimpan dalam peninggalan tersebut.
“Contohnya Mandau yang merupakan tradisi di Kalimantan Selatan, kalau masyarakat sudah paham dengan makna Mandau berarti sudah tahu budayanya,” ujarnya.
Terakhir, Icun menyampaikan bahwa sasaran kegiatan ini selain silaturahmi juga untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa senjata pusaka adalah seni budaya dan merupakan peninggalan yang harus dilestarikan, tidak identik dengan kekerasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024