Kelompok tani Sekar Rahayu Desa Manunggal Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan memproduksi sayur mayur dan mendistribusikan ke seluruh pasar lokal di  "Bumi Bersujud" sebagai salah satu upaya tekan inflasi.

"Sayur yang kami tanam banyak jenisnya, ada tanaman tomat, cabai rawit, cabai kriting, pepaya dan jenis sayur lainnya," kata Ketua Kelompok Tani Sekar Rahayu Desa Manunggal Husaini melalui Humas Supriyanto, di Batulicin Selasa.

Baca juga: Mahasiswa ULM ciptakan aplikasi "Nyayur" tingkatkan produksi petani

Menurut Supriyanto, selama ini mayoritas petani di Tanah Bumbu lebih memilih menanam padi di bandingkan menanam sayur, sehingga para pedagang hanya bisa mendatangkan dari luar daerah untuk memenuhi stok sayur yang ada di pasar Tanah Bumbu karena terbatasnya ketersediaan sayur dari petani lokal.

Tidak menutup kemungkinan, hal tersebut membuat harga sayur semakin mahal dan langka akibat ketergantungan dari daerah lain yang berimbas pada inflasi pangan.

Oleh sebab itu, petani di Desa manunggal yang tergabung dalam kelompok tani Sekar Rahayu, Sederhana, Sumber Makmur dengan jumlah anggota mencapai 30 orang lebih memilih menanam sayur dibandingkan menanam padi.

Selain untuk mencegah inflasi dan memenuhi kebutuhan sayur yang ada di Tanah Bumbu, tanaman tersebut juga dinilai memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman padi.

"Keuntungannya mencapai 300 persen dari modal yang dikeluarkan sejak tanam hingga memasuki masa panen atau mencapai Rp10 juta per hektare," terangnya.

Luas tanaman tomat, lanjut Supriyanto. Saat ini mencapai dua hektare sekali panen mencapai tiga ton. Siklus panen menggunakan perbandingan satu banding dua atau dua kali dalam satu minggu.

Baca juga: BUMDes Mekar Jaya di Tapin hasilkan uang dan tekan stunting dengan sayur hidroponik

Luas tanaman cabai merah kriting yang mencapai dua hektare. Sekali panen mencapai satu ton per hektare, sedangkan luas tanam cabai rawit mencapai satu hektare, sekali panen mencapai enam Kwintal per hektare.

"Semua jenis sayur yang sudah siap panen kami jual lebih murah dibandingkan dengan harga pasar, selisih nya lebih murah hingga Rp10.000 per kg," terang Supriyanto.

Metode tanam menggunakan sistem mulsa satu, keuntungannya dari metode itu adalah untuk menjaga kelembapan tanah dan menjaga gulma tidak mudah tumbuh di area tanaman sayur.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Tanah Bumbu Robby Chandra menuturkan, untuk mendukung program yang di laksanakan oleh kelompok tani Sekar Ayu dan kelompok tani lainnya yang ada di Tanah Bumbu, pemerintah daerah terus menyalurkan bantuan melalui APBN dan APBD kepada kelompok tani.

"Hal itu untuk mendukung produksi pangan guna mencegah inflasi di kabupaten Tanah Bumbu," terangnya.

Adapun bantuan yang sudah di serahkan kepada kelompok tani berupa alsintan pompa air, traktor roda dua, traktor roda empat yang diserahkan pada periode 2017.

Pada periode 2023 dinas terkait juga menyalurkan bantuan traktor roda dua sebanyak satu unit kepada kelompok tani Sekar Ayu.

Menyalurkan bantuan benih jagung, cabai, kacang, tomat yang bersumber dari APBN 2023 kepada seluruh kelompok tani. Adapun bibit yang dibagikan untuk luas tanam mencapai 1000-3000 hektare.

Pihaknya juga menjalankan program pekarangan pangan lestari (rumah bibit dan benih) kepada kelompok tani melalui dana APBD 2023.
Humas Kelompok Tani Sekar Rahayu Supriyanto saat memanen sayur cabai di Desa Manunggal beberapa hari yang lalu (ANTARA/Sujud)

"Kami juga menjalankan program pengembangan cabai dan sayuran di seluruh kelompok tani yang ada di Tanah Bumbu dengan menghadiri mini ekspo produsen benih di Desa manunggal Kecamatan Karang Bintang," tutup Roby.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024