Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan menggandeng Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru untuk melakukan pengkajian guna pengembangan lahan lebak di wilayah ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong Johan Noor Effendi di Tanjung, Selasa mengatakan, lahan lebak yang tersebar di wilayah Selatan belum bisa dimanfaatkan secara optimal untuk ditanami padi khususnya di Desa Ampukung Kecamatan Kelua.
"Upaya kita untuk mengembangkan lahan lebak agar bisa lebih produktif tentunya harus diawali pengkajian atau penelitian terkait kendala dan alternatif solusinya karena itu pemerintah daerah melibatkan jajaran Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat," jelas Johan.
Sementara itu dalam pemaparannya Dekan Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru Luthfi mengatakan untuk melakukan pengkajian di lahan lebak pihaknya melibatkan sejumlah dosen dari berbagai program studi di antaranya produksi ternak, penyuluhan dan komunikasi pertanian, ilmu hama dan penyakit tumbuhan serta agronomi.
"Melalui pengkajian nantinya bisa dirumuskan solusi untuk peningkatan indeks pertanaman di lahan lebak sehingga meningkatkan produktifitas dan perbaikan kesejahteraan petani lokal," jelas Luthfi selaku ketua tim.
Selanjutnya salah satu anggota tim pengkajian dari Fakultas Pertanian ULM Hesty Ariani menambahkan hasil identifikasi potensi di lahan lebak juga menjadi acuan dalam penyediaan infrastruktur penting yang diperlukan.
"Output dari kegiatan yang kami lakukan berupa dokumentasi potensi dan kendala pengembangan serta rekomendasi konsep general desain dari infrastruktur yang diperlukan," jelas Hesty.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong Abdul Muthalib Sangadji saat menerima tim pengkajian dari Fakultas Pertanian ULM mengatakan kerjasama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk pembangunan pertanian di Tabalong ini tentunya sangat mendukung program pemerintah daerah dalam peningkatan produksi pangan daerah.
"Pemerintah daerah ingin lahan lebak yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal bisa berubah menjadi areal pertanian yang produktif dan tentunya bisa berdampak pada perekonomian masyarakat setempat," jelas Abdul.
Sebelumnya sejumlah petani di Desa Ampukung Kecamatan Kelua mengeluhkan kondisi lahan mereka yang kerap direndam banjir dan tercatat sekitar 1.280 hektare lahan persawahan di wilayan ini tidak bisa ditanami karena terus terendam luapan sungai Walangkir.
Padahal menurut penyuluh pertanian di Desa Walangkir, Erliana dari 1.280 hektare lahan tersebut sekitar 850 hektare merupakan lahan potensial untuk tanaman padi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabalong Johan Noor Effendi di Tanjung, Selasa mengatakan, lahan lebak yang tersebar di wilayah Selatan belum bisa dimanfaatkan secara optimal untuk ditanami padi khususnya di Desa Ampukung Kecamatan Kelua.
"Upaya kita untuk mengembangkan lahan lebak agar bisa lebih produktif tentunya harus diawali pengkajian atau penelitian terkait kendala dan alternatif solusinya karena itu pemerintah daerah melibatkan jajaran Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat," jelas Johan.
Sementara itu dalam pemaparannya Dekan Fakultas Pertanian ULM Banjarbaru Luthfi mengatakan untuk melakukan pengkajian di lahan lebak pihaknya melibatkan sejumlah dosen dari berbagai program studi di antaranya produksi ternak, penyuluhan dan komunikasi pertanian, ilmu hama dan penyakit tumbuhan serta agronomi.
"Melalui pengkajian nantinya bisa dirumuskan solusi untuk peningkatan indeks pertanaman di lahan lebak sehingga meningkatkan produktifitas dan perbaikan kesejahteraan petani lokal," jelas Luthfi selaku ketua tim.
Selanjutnya salah satu anggota tim pengkajian dari Fakultas Pertanian ULM Hesty Ariani menambahkan hasil identifikasi potensi di lahan lebak juga menjadi acuan dalam penyediaan infrastruktur penting yang diperlukan.
"Output dari kegiatan yang kami lakukan berupa dokumentasi potensi dan kendala pengembangan serta rekomendasi konsep general desain dari infrastruktur yang diperlukan," jelas Hesty.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong Abdul Muthalib Sangadji saat menerima tim pengkajian dari Fakultas Pertanian ULM mengatakan kerjasama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk pembangunan pertanian di Tabalong ini tentunya sangat mendukung program pemerintah daerah dalam peningkatan produksi pangan daerah.
"Pemerintah daerah ingin lahan lebak yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal bisa berubah menjadi areal pertanian yang produktif dan tentunya bisa berdampak pada perekonomian masyarakat setempat," jelas Abdul.
Sebelumnya sejumlah petani di Desa Ampukung Kecamatan Kelua mengeluhkan kondisi lahan mereka yang kerap direndam banjir dan tercatat sekitar 1.280 hektare lahan persawahan di wilayan ini tidak bisa ditanami karena terus terendam luapan sungai Walangkir.
Padahal menurut penyuluh pertanian di Desa Walangkir, Erliana dari 1.280 hektare lahan tersebut sekitar 850 hektare merupakan lahan potensial untuk tanaman padi.
Editor : Ulul Maskuriah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016