Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) di tempat hiburan malam di daerah yang berjuluk "Bumi Bersujud".

"Razia atau operasi pekat ini akan rutin dilakukan di seluruh tempat hiburan malam, hotel, penginapan," kata Kepala Seksi Operasional dan Penindakan pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Tanah Bumbu Muhammad Rizki Fadillah, di Batulicin.

Selain merazia pekat, petugas juga melakukan pengawasan terhadap kegiatan prostitusi di tempat hiburan malam, dan hotel.

Dalam razia tersebut, petugas berhasil mengamankan beberapa pasangan yang bukan suami istri di sebuah hotel.

Mereka yang diamankan akan didata dan didokumentasikan serta diberikan pengarahan agar tidak mengulangi perbuatannya.

Pemkab Tanah Bumbu sudah mengucurkan dana Rp1,2 miliar untuk menutup tempat lokalisasi PSK, dan harapannya Tanah Bumbu bersih dari kegiatan prostitusi sehingga terus dilakukan patroli dan razia secara berkala.

Biaya itu diberikan sebagai modal para pekerja sex komersial (PSK) untuk membuka usaha baru di daerah asalnya agar tidak kembali ke Tanah Bumbu mengulangi pekerjaanya sebagai PSK.

Para PSK mendapatkan modal usaha sebesar Rp4,7 juta per orang untuk membuka usaha yang lebih baik di kampung halamanya.

Menurut dia, dalam menangani PSK adalah harus ada solusi bagaimana memastikan bahwa para pelaku tidak akan kembali lagi membuka praktek prostitusi, salah satunya dengan terus malakukan patroli secara rutin.

"Langkah ini memerlukan tindak lanjut pengawasan dan pencegahan lebih intensif dari seluruh jajaran instansi dan aparat terkait untuk memberikan efek jera bagi pelaku psk yang nantinya terbukti membuka prakter tersebut," katanya.

Untuk di ketahui sebanyak 13 personil melanjutkan patroli penertiban penyakit masyarakat ke sejumlah hotel dan penginapan yang terindikasi adanya aktifitas prostitusi. Dari kedua Hotel dan Penginapan tersebut diamankan empat pasangan bukan suami isteri, dan terduga PSK sebanyak tujuh orang.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016