Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan mengandalkan early warning system atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi banjir sebagai mitigasi dampak bencana terhadap masyarakat di pemukiman wilayah daerah aliran sungai.
"Sebagai antisipasi dampak bencana kita pasang alat deteksi sistem peringatan dini, ini adalah upaya melindungi masyarakat yang bermukim di daerah aliran Sungai Tapin," ujar Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin di Rantau, Senin.
Syarifuddin mengatakan sistem peringatan dini ini dipasang di hulu sungai dan sudah terkoneksi dengan alat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin.
"Apabila terjadi banjir di hulu sungai akan ada notif, diperkirakan ada rentang waktu sekitar enam-delapan jam banjir sampai ke pemukiman padat penduduk di Kecamatan Tapin Utara," ujarnya.
Baca juga: BPBD Tapin sebut normalisasi sungai kurangi potensi banjir
Syarifuddin mengungkapkan hari ini pihaknya sudah melakukan apel gabungan melibatkan ratusan personel untuk siaga bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung.
"Personel dan perlengkapan sudah siap," ungkapnya.
Kepala BPBD Tapin Raniansyah mengatakan berdasarkan paparan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan yakni pada Januari 2024.
"Saat ini kita sudah memasuki musim hujan," ujarnya.
Raniansyah mengungkapkan berdasarkan peta titik rawan milik BPBD Tapin pada 2022, potensi bencana banjir meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan.
Baca juga: Pemkab Tapin siaga bencana hadapi musim hujan
Daerah rawan tersebut meliputi Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan di Kecamatan Tapin Utara, Desa Tamberangan, Lawahan, Tatakan dan Tandui (Kecamatan Tapin Selatan).
Selanjutnya, Desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Sabah, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang (Kecamatan Bungur) dan Desa Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan Pulau Pinang (Kecamatan Binuang).
Desa Miawa (Kecamatan Piani), serta Desa Gadung dan Masta (Kecamatan Bakarangan).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Sebagai antisipasi dampak bencana kita pasang alat deteksi sistem peringatan dini, ini adalah upaya melindungi masyarakat yang bermukim di daerah aliran Sungai Tapin," ujar Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin di Rantau, Senin.
Syarifuddin mengatakan sistem peringatan dini ini dipasang di hulu sungai dan sudah terkoneksi dengan alat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin.
"Apabila terjadi banjir di hulu sungai akan ada notif, diperkirakan ada rentang waktu sekitar enam-delapan jam banjir sampai ke pemukiman padat penduduk di Kecamatan Tapin Utara," ujarnya.
Baca juga: BPBD Tapin sebut normalisasi sungai kurangi potensi banjir
Syarifuddin mengungkapkan hari ini pihaknya sudah melakukan apel gabungan melibatkan ratusan personel untuk siaga bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung.
"Personel dan perlengkapan sudah siap," ungkapnya.
Kepala BPBD Tapin Raniansyah mengatakan berdasarkan paparan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan yakni pada Januari 2024.
"Saat ini kita sudah memasuki musim hujan," ujarnya.
Raniansyah mengungkapkan berdasarkan peta titik rawan milik BPBD Tapin pada 2022, potensi bencana banjir meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan.
Baca juga: Pemkab Tapin siaga bencana hadapi musim hujan
Daerah rawan tersebut meliputi Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan di Kecamatan Tapin Utara, Desa Tamberangan, Lawahan, Tatakan dan Tandui (Kecamatan Tapin Selatan).
Selanjutnya, Desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Sabah, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang (Kecamatan Bungur) dan Desa Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan Pulau Pinang (Kecamatan Binuang).
Desa Miawa (Kecamatan Piani), serta Desa Gadung dan Masta (Kecamatan Bakarangan).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023