Tim program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) dari Universitas Sari Mulia dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memberikan bimbingan penerapan modernisasi pembuatan obat tradisional atau jamu kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.

"Kabupaten Tanh Bumbu dinilai memiliki keanekaragaman suku, budaya dan memiliki potensi tumbuhan berkhasiat obat yang dapat dikembangaan menjadi jamu, oleh sebab itu UMKM di daerah-daerah menjadi perhatian untuk memulai langkah pelestarian jamu di Indonesia," kata Ketua Tim Pendamping Kegiatan Kosabangsa dari Universitas Lambung Mangkurat Dr. apt. Samsul Hadi M.Sc, saat dikonfirmasi di Batulicin, Selasa.

Baca juga: BPS tingkatkan kualitas koperasi melalui pelatihan SDM

Dia mengatakan pengolahan jamu yang baik harus mengikuti tahapan dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah agar tetap terjamin mutu, kualitas dan efikasi atau khasiatnya.

Melalui program ini, tim Kosabangsa membimbing pelaku UMKM agar dapat menjalankan aturan dan dapat diterapkan dalam pengolahan jamu mengikuti tahapan persyaratan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).

Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penerapan CPOTB digunakan untuk suatu industri obat tradisional atau IEBA, namun aturan di dalamnya sebagian kecil dapat diadopsi pada proses pembuatan jamu skala rumah tangga. Aturan di dalamnya bertujuan untuk menghasilkan produk berkualitas, bermutu dan efektif serta aman digunakan masyarakat.

Produk dengan hasil memiliki standar setiap produksinya, penggunaan takaran bahan yang tepat, menggunakan bahan-bahan alami yang aman dan berkhasiat, menggunakan peralatan khusus dalam membuatnya, personalia yang mengutamakan kehigienisan dalam pengolahan menjadi kunci suatu produk jamu dapat memperoleh ijin secara legal.

Baca juga: DPMPTSP gandeng perusahaan di Tanah Bumbu kembangkan UMKM
 

"Oleh karena itu, tim Kosabangsa memberikan bimbingan dan inovasi produk jamu dan peningkatan produksi dengan mekanisasi pengadukan dan 'airfry oven modifkasi' serta pendekatan CPOTB dalam prosesnya," ujar Samsul Hadi.

Pelaku UMKM juga mendapatkan pengetahuan cara meningkatkan potenis jamu di Tanah Bumbu melalui modernisasi penggunaan alat pemrosesan jamu, di antaranya penggunaan mesin pencuci bahan obat tradisional, oven modifikasi (airfry oven modification), maserator mekanik, grinder basah, grinder kering, peralatan sterilisasi.

Pengayak dengan ukuran mesh tertentu di antaranya mesh 40 dan 80 sesuai dengan produk akhir sesuai target.

Selain itu, cara menggunakan peralatan yang lebih modern, tim juga memberikan materi mengenai tanaman obat dan penanganan ketersediaan bahan baku melalui pelatihan budidaya tanaman obat tradisional serta cara pengolahan bahan baku jamu yang baik.

Baca juga: DPMPTSP gandeng perusahaan di Tanah Bumbu kembangkan UMKM

Kemudian, pendampingan legalisasi usaha, seperti mengurus NIB, sertifikat PIRT, halal, merek dagang sehingga pemasaran dapat dilakukan secara luas dan legal.

Untuk mendukung hal tersebut, tim membuat laman (website) sebagai pengenalan organisasi dan katalog produk UMKM GKN Bersujud guna menjangkau pasar yang lebih luas tim dan juga membuatkan toko daring pada e-commerce.
 

"Yang tak kalah penting lainnya adalah pendampingan dalam manajemen keuangan agar laba dapat dioptimalkan dan keuangan tidak bercampur dengan penghasilan keluarga," ungkap Samsul.

Menurut Syamsul, jamu merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan alami, seperti rempah-rempah atau tumbuhan herbal untuk memelihara kesehatan, mempercepat pemulihan saat kondisi sakit, mempercepat penyembuhan dari penyakit atau meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca juga: DPMPTSP Tanbu gelar bimtek perizinan usaha sistem online

Jamu telah menjadi warisan budaya Indonesia yang telah digunakan selama berabad-abad. Untuk itu, jamu harus dilestarikan sebagai kebanggaan budaya Bangsa Indonesia.

Pengembangan jamu melalui UMKM di daerah menjadi perhatian untuk memulai langkah pelestarian jamu di Indonesia. Kalimantan Selatan termasuk pulau di Indonesia dengan keanekaragaman suku, budaya dan mempunyai berbagai macam tumbuhan berkhasiat obat.

Banyak penduduk yang masih mengkonsumsi tumbuhan berkhasiat obat dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan masyarakat juga mengolah tumbuhan tersebut menjadi produk jamu yang bernilai ekonomi.

Sementara itu, salah satu pelaku UMKM GKN Bersujud Arni mengutarakan program Kosabangsa sangat membantu untuk mengembangkan produk usaha dalam membuat obat tradisional.

Baca juga: Kesbangpol Tanah Bumbu pastikan proram RIK berjalan sesuai aturan
 

Arni mengaku mendapatkan ilmu cara meningkatkan kualitas produk, ilmu cara melengkapi peralatan yang dibutuhkan serta cara mengerjakan pembukuan dan pemasaran yang baik dan benar.

"Terima kasih Kosabangsa Dikti," tutur Ani.

Produk yang menjadi unggulan UMKM GKN Bersujud sangat bervariasi, salah satunya adalah jamu jahe merah instan, jahe mengkudu, jahe  merah aren dan jamu siap minum seperti kunyit  asam sirih, kunyit asam, beras kencur, wedang jahe, jamu pegal linu serta jamu racikan yaitu kunyit asam, manjakani, dan jamu stamina pria wanita.

Untuk di ketahui, program Kosabangsa ini terdiri dari tim pelaksana dan tim pendamping. Tim Pelaksana berasal dari Universitas Sari Mulia Kalimantan Selatan yang diketuai oleh apt. Kunti Nastiti, M.Sc dengan anggotanya apt. Noval M.Farm. dan Yusri S.E, M.M, CRA, CRP.

Sedangkan, tim pendamping dari Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan dengan Ketua Dr. apt. Samsul Hadi M.Sc serta anggota Dr. rer. nat. apt. Liling Tryasmono  M.Sc dan Dr. Gunawan M.Si. Kegiatan ini juga terlaksana dengan bantuan mahasiswa program studi Farmasi dan Akuntansi dari Universitas Sari Mulia serta Apt. Deni Setiawan, S.Farm.,M.Clin.Pharm.

Baca juga: Warga Tanbu berharap ada pembinaan produk UMKM dari RIK

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023