Sekretaris BKKBN Kalimantan Selatan, Lasma Uli Lumbantoruan mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel Ramlan di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan Tubektomi merupakan kontrasepsi mantab pada wanita yang telah cukup dengan jumlah yang dilahirkan dan salah satu tindakan sterilisasi pada wanita.
Baca juga: Kabupaten HSS kembali bukukan tiga penghargaan dari BKKBN Kalsel
“Sehingga ke depannya wanita tersebut tidak bisa punya anak lagi,” kata Lasma.
Lasma menuturkan kampanye tersebut agar para ibu yang telah cukup memiliki anak dapat selama ini menggunakan pil dan suntik dapat beralih memanfaatkan kontrasepsi Tubektomi.
Lasma menerangkan penggunaan kontrasepsi Tubektomi berbeda dengan pemasangan implan yang memiliki jangka waktu.
“Kalau implan ada jangka waktunya, Tiga tahun harus pasang kembali yang baru, sementara itu Tubektomi sekali saja dilakukan untuk seumur hidup,” ucap Lasma.
Diketahui, BKKBN Kalsel menggandeng Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin menggelar bakti sosial pelayanan KB Tubektomi dan Metode Operasi Wanita (MOW).
Pelayanan Keluarga Berencana dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) secara permanen itu diikuti 15 orang dari Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin.
Baca juga: BKKBN Kalsel sebut program Dashat upaya percepatan penurunan stunting
Lasma menjelaskan kegiatan bakti sosial tersebut juga sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD).
Kemudian, percepatan penurunan stunting dengan sasaran meningkatkan akses pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus Penjabat Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Diauddin mendukung program BKKBN Kalsel terkait penggunaan Tubektomi.
Diauddin berharap kerja sama BKKBN Kalsel dengan RSUD Ulin Banjarmasin dapat berlanjut terutama terkait Tubektomi karena kontrasepsi yang aman dan bermanfaat selamanya.
Tercatat, para peserta pelayanan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Tubektomi merupakan ibu rumah tangga yang telah memiliki anak lebih dari dua orang dan tidak berniat untuk menambah jumlah anak.
Salah satu warga, Yanti Saimun (37) memutuskan beralih dari pil KB ke kontrasepsi Tubektomi karena telah memiliki lima anak.
Baca juga: BKKBN Kalsel puji keberhasilan Tabalong tekan angka stunting
“Karena sudah merasa cukup ada Lima masih kecil, sebelumnya pakai pil, ini atas kemauan sendiri, sudah niat,” ucap Yanti.
Tubektomi merupakan prosedur pemotongan atau penutupan tubafalopi yaitu saluran yang menghubungkan indung telur (ovarium) dan rahim.
Hal itu membuat sel telur tidak bisa memasuki rahim sehingga tidak bisa dibuahi, selain itu Tubektomi juga dapat menghalangi sperma masuk ke dalam tubafalopi.
Untuk itu, metode Tubektomi hanya disarankan bagi wanita dewasa yang cukup memiliki anak dan tidak berniat menambah anak.
Tubektomi merupakan prosedur pemotongan atau penutupan tubafalopi yaitu saluran yang menghubungkan indung telur (ovarium) dan rahim.
Hal itu membuat sel telur tidak bisa memasuki rahim sehingga tidak bisa dibuahi, selain itu Tubektomi juga dapat menghalangi sperma masuk ke dalam tubafalopi.
Untuk itu, metode Tubektomi hanya disarankan bagi wanita dewasa yang cukup memiliki anak dan tidak berniat menambah anak.
Baca juga: DPPKBP3A Batola audit kasus stunting pertama di Desa Handil Barabai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023