Banjarmasin, (Antaranews  Kalsel) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimis pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan akan terus membaik seiring dengan membaiknya harga komoditas unggulan daerah ini di pasar dunia.

Menurut Warjiyo di Banjarmasin Jumat, saat ini harga komoditas batu bara, CPO dan karet yang merupakan komuditas ekspor unggulan Kalimantan Selatan terus merangkak naik, sehingga diharapkan akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah ini.

Kenaikan harga komuditas tersebut, tambah Warjiyo, akan mampu mendongkrak perekonomian daerah, hingga rata-rata menjadi 4 persen dari sebelumnya antara 3,5 - 3,7 persen.

Menurut dia, pemotongan produksi batubara Tiongkok lebih besar dari penurunan permintaan dunia, sehingga membantu kenaikan harga batubara. Pemotongan tersebut sudah efektif berlaku dan berdampak pada peningkatan impor dan penurunan inventory batubara Tiongkok.

"Namun, saat ini kenaikan harga batubara tersebut, belum disertai dengan naiknya permintaan dari berbagai negara importir, berbeda dengan CPO, harga dan permintaannya sudah sama-sama naik," katanya.

Kehadiran Warjiyo ke Banjaramsin dalam rangka bertemu dengan pelaku usaha tambang batubara, perkebunan, perbankan, perusahaan BUMN dan terkait lainnya.

Pertemuan yang digelar secara tertutup dari pers tersebut, membahas berbagai persoalan perekonomian daerah dan nasional, serta langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mempecepat perbaikan kondisi tersebut.

Warjiyo mengungkapkan, dari hasil diskusi yang dilakukan dengan Pemprov Kalsel dan seluruh undangan yang hadir, telah dilakukan langkah-langkah untuk membuka pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, antara lain Kalsel yang selama ini bertumpu pada sektor pertambangan, kini akan beralih ke pertanian dan industri.

Selain itu, upaya pengembangan kemaritiman, perikanan, peternakan, industri kreatif, pariwisata, perkebunan dan lainnya, kini juga telah disusun untuk menjadi fokus pembangunan Kalsel ke depan.

Pemerintah Kalsel juga, terus berupaya mempercepat penyerapan dana pemerintah melalui proyek APBN maupun APBD juga terus dilakukan, untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi daerah, yang tentunya juga berdampak paada perekonomian nasional.

"Laju pertumbuhan ekonomi Kalsel, memang sedikit lebih lambat dibanding nasional, yang diperkirakan akan tumbuh antara 4,9 hingga 5,3 persen, tapi kemungkinan berada pada angka 5,1 persen," katanya.

Pertumbuhan ekonomi nasional tersebut dipengaruhi, konsumsi rumah tangga yang membaik, terutama untuk perbaikan retail sales dan penjualan kendaraan bermotor, dan masih kuatnya indikator ekspektasi konsumen.

Selain itu, konsumsi pemerintah juga membaik, antara lain pemberian gaji ke-13 dan THR, kemudian investasi diperkirakan juga akan membaik, yang didorong dengan belanja infrastruktur pemerintah, walaupun minat swasta untuk berinvestasi masih rendah dan mulai membaiknya investasi alat angkut dan alat berat, serta mesin dan perlengkapan.

Terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional, juga akan dipengaruhi, kontraksi ekspor yang juga mulai membaik, di tengah harga komoditas yang membaik, meski kinerja ekonomi global masih melemah, dan sejalan dengan perbaikan permintaan domestik, maka impor diperkirakan juga akan membaik.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016