Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan Raniansyah menyebut intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai menurun karena masuk musim hujan.
"Karhutla turun, karena mulai memasuki musim hujan, " ujar Raniansyah kepada ANTARA di Rantau, Minggu.
Raniansyah mengungkapkan fase puncak karhutla menurun pada Oktober 2023 sering dengan intensitas hujan meningkat di Kabupaten Tapin.
"Beberapa hari terakhir terus terjadi hujan di Tapin. Memang di daerah Kalsel hampir merata hujan, " beber Raniansyah.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang kawasan sentra Rawit Hiyung anti karhutla
Meski demikian, kata Raniansyah, petugas BPBD masih menemukan titik api yang menyebabkan karhutla pada beberapa wilayah di Kabupaten Tapin.
"Iya ini akibat ulah manusia, terlebih memasuki musim tanam, " ungkapnya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diungkapkan Raniansyah, cuaca panas dan hujan, atau peralihan musim pada Oktober 2023.
BPBD Tapin mencatat penurunan drastis ini berdasarkan data karhutla pada September mencapai 63 titik, luas lahan terbakar 213 hektare. Sedangkan, pada Oktober ada 20 titik dengan luas lahan terdampak 71 hektare.
Baca juga: Polres Tapin usut 40 kasus karhutla
Sepanjang musim kemarau ini, BPBD Tapin menangani 127 titik dan dampak 361 hektare periode Juni-14 Oktober 2023.
Baca juga: Dua petani jadi tersangka, Polres Tapin lanjut selidiki kasus karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Karhutla turun, karena mulai memasuki musim hujan, " ujar Raniansyah kepada ANTARA di Rantau, Minggu.
Raniansyah mengungkapkan fase puncak karhutla menurun pada Oktober 2023 sering dengan intensitas hujan meningkat di Kabupaten Tapin.
"Beberapa hari terakhir terus terjadi hujan di Tapin. Memang di daerah Kalsel hampir merata hujan, " beber Raniansyah.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang kawasan sentra Rawit Hiyung anti karhutla
Meski demikian, kata Raniansyah, petugas BPBD masih menemukan titik api yang menyebabkan karhutla pada beberapa wilayah di Kabupaten Tapin.
"Iya ini akibat ulah manusia, terlebih memasuki musim tanam, " ungkapnya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diungkapkan Raniansyah, cuaca panas dan hujan, atau peralihan musim pada Oktober 2023.
BPBD Tapin mencatat penurunan drastis ini berdasarkan data karhutla pada September mencapai 63 titik, luas lahan terbakar 213 hektare. Sedangkan, pada Oktober ada 20 titik dengan luas lahan terdampak 71 hektare.
Baca juga: Polres Tapin usut 40 kasus karhutla
Sepanjang musim kemarau ini, BPBD Tapin menangani 127 titik dan dampak 361 hektare periode Juni-14 Oktober 2023.
Baca juga: Dua petani jadi tersangka, Polres Tapin lanjut selidiki kasus karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023