Jakarta, (Antaranews Kasel) - Analis pasar modal William Surya Wijaya optimistis program amnesti pajak berpotensi mendorong jumlah kepemilikan aset saham di dalam negeri.

"Meski saat ini masih proses, tentu harapan dana repatriasi dari program amnesti pajak masuk ke instrumen di pasar modal cukup besar, dengan begitu komposisi kepemilikan aset investor lokal meningkat," ujar William Surya Wijaya yang juga Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, instrumen investasi di dalam negeri harus segera dipersiapkan dalam mengantisipasi dana masuk, baik berupa penambahan jumlah emiten, surat utang (obligasi) dan instrumen lainnya.

Ia menambahkan bahwa dengan meningkatnya kepemilikan aset oleh investor lokal fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa tidak terpengaruh oleh psikologis investor asing.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya mendorong jumlah produk di pasar modal bertambah.

"Beberapa hari lalu (15/8) terjadi penambahan instrumen investasi berjenis exchange traded fund (ETF) yakni PT Pinacle Persada Investama," katanya.

Menurut dia, produk ETF merupakan salah satu produk di pasar modal yang diharapkan dapat memperbesar dan memperluas basis investor di dalam negeri. BEI akan terus mendorong perusahaan di bidang investasi untuk menerbitkan produknya sehingga menambah pilihan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal.

Ia menambahkan bahwa sejumlah perusahaan juga berniat untuk mencatatkan sahamnya di BEEEI melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) dan penerbitan obligasi.

"Yang IPO ada sekitar tujuh perusahaan, sementara obligasi ada lima perusahaan," katanya.

Sementara itu tercatat, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) periode Januari-Juli 2016, komposisi kepemilikan saham per tanggal 29 Juli 2016 tercatat investor asing masih mendominasi dengan persentase kepemilikan sebesar 64 persen senilai Rp1.922,67 triliun, sementara kepemilikan investor lokal sebanyak Rp1.065,71 triliun.

Kepemilikan aset pada obligasi korporasi dan sukuk didominasi investor lokal. Secara persentase, kepemilikan investor lokal meningkat menjadi 93 persen senilai Rp260,15 triliun, sementara sisanya merupakan kepemilikan investor asing yang sebesar Rp18,15 miliar./f

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016