Hasil budidaya jenis tanaman berakar pendek atau perakaran dangkal yang dikembangkan masyarakat di daerah pesisir, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan diharapkan mampu menembus toko-toko swalayan dan pusat perbelanjaan guna mememenuhi permintaan konsumen pada lingkup perkotaan.


Jenis tanaman berakar pendek yang dimaksud adalah berupa komoditi sayur-sayuran yang saat ini telah menjadi salah satu alternatif sumber penghasilan utama  masyarakat daerah pesisir selain pekerjaanya menjadi nelayan.

"Kami sangat berharap hasil tanaman berakar pendek dapat lebih ditingkatkan. Penjualanya marus mampu merambah toko swalayan guna memenuhi permintaan konsumen," kata Ketua Tim
Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan, Hj Hayatun Fardah Rudy Ariffin saat meresmikan kawasan agro wisata pertanian komoditas perakaran dangkal "Pasir Hijau" pesisir pantai, di Kecamatam Kusan Hilir, Sabtu (1/10).

Menurut Hayatun, dengan menajemen yang bagus bukan hal musatahil jika toko swalayan dan sejumlah pusat perbelanjaan di lingkungan perkotaan dapat dijangkau petani dalam pemasaran untuk memperoleh hasil penjulan dengan harag yang lebih tinggi.

Dengan begitu kesejahteraan para petani lebih meningkat dan permintaan sayur baik di lingkup pedesaan, kecamatan, kabupaten, dan provinsi dapat terpenuhi secara maksimal.

"Kedepanya kami ingin budi daya tanaman sayur yang dikembangkan masyarakat pesisir tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal saja. Tapi mampu dipasok sampai ke ibukota provinsi termasuk pusat perbelanjaan yang ada disana," pinta Hayatun Fardah.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah (BP3KPD), Kabupaten Tanah Bumbu, Drs Rahmat HM,M.Pd, mengatakan jenis tanaman berakar dangkal yang memang cocok dikembangkan oleh petani nelayan di daerah pesisir adalah sayur-sayuran seperti kangkung cabut, bayam, sawi, dan jenis bawang merah. 

Dengan usianya yang pendek sekitar 20 hari tanaman tersebut sudah bisa dipanen para petani dan dijual kepasar untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Untuk tanaman sayur yang dirawat menggunakan jenis pupuk organik hasilnya dijual dengan harga sekitar Rp2000 per ikat. Sedangkan yang dirawat menggunakan pupuk unorganik hasilnya dijual sekitar Rp2500 per ikat. 

Di daerah pesisir jenis tenaman berkar dangkal berupa sayur-mayur  yang dikelola para petani luasnya mencapai sekitar lima hektare lebih. Jumlah ini lebih luas dibandingkan sebelumnya yang hanya mencapai kisaran 2,5 hektare.

"Seiring meningkatknya permintaan jumlah kosumen sampai ke tingkat provinsi, sebenarnya daerah pesisir masih sangat berpotensi untuk meningkatkan budidaya tanaman sayur. Namun kendalanya, terbatasnya pengetahuan kami soal menajemen  pemasaran hasil panen," katanya. 

Sementara Hayatun Fardah, juga berharap tanaman sayur yang dikembangkan petani nelayan tidak hanya berupa jenis kangkung cabut, bayam, sawi, dan bawang merah saja. Namun juga tanaman lain seperti jenis terong, tomat, cabai kol dan lain sebagainya demi meningkatkan ketahan pangan masyarakat. (Yanto/B)

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011