Tim Dosen pengabdian masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan (Kalsel) membina perajin anyaman purun agar terampil memasarkan produk secara daring melalui laman (website) di Desa Sungai Kali, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala.

Tim pengabdian tersebut berasal dari Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ULM, di antaranya Ketua Tim Budi Kristanto dan Farid Nofiard serta dibantu tiga mahasiswa.

Baca juga: Dosen ULM latih teknik debat pelajar SMAN 2 Banjarmasin

“Kita mengenalkan dunia digital untuk meningkatkan pendapatan dengan cara berdagang secara daring, karena biasanya warga desa disini menjual kerajinan anyaman purun ke pihak ketiga dengan harga murah,” kata Budi Kristanto di Barito Kuala, Rabu.

Budi menyebutkan Desa Sungai Kali memiliki potensi besar karena pernah meraih juara dua terbaik perajin anyaman purun se-Kalsel pada 2020, dan tercatat ada sekitar 50 orang ibu rumah tangga (IRT) perajin anyaman purun dengan berbagai macam suvenir seperti tas, topi, tikar, dan pernak pernik lainnya.

“Kita membina masyarakat desa terkait cara pengolahan website dan desain foto produk agar menarik minat pembeli,” ucapnya.

Dia memberikan beberapa strategi pemasaran digital misalnya pedagang harus menciptakan merek unik sebagai identitas produk agar lebih mudah dikenal calon pembeli, memiliki desain tulisan menarik, dan tentunya mengupayakan produk kerajinan memiliki fungsi ganda.

Selanjutnya, rutin mengikuti pelatihan pemasaran produk baik secara daring maupun luring, kemudian sesama pedagang dianjurkan tidak saling menjatuhkan masing-masing produk.

Baca juga: Dosen ULM edukasi hukum ke desa tentang lingkungan di Barito Kuala

Budi menuturkan, ide pengelolaan website sebagai sarana jual beli produk tersebut pertama kalinya ada di Kecamatan Barambai itu, bahkan para pengurus desa disana biasanya menggunakan website hanya untuk sarana komunikasi dan informasi kegiatan.

Ia mengungkapkan website itu pertama kali diinisiasi mahasiswanya pada Agustus lalu saat pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ULM periode 2023.

Lebih lanjut, program pembinaan dan pelatihan terhadap warga desa khususnya perajin anyaman purun direncanakan secara berkelanjutan agar warga dapat memahami tren yang sedang berkembang dalam dunia pemasaran digital.
Dia tidak menampik meskipun desa itu sudah tersedia sarana website, namun warga dan perangkat desa belum menguasai secara utuh pengelolaan sarana daring sehingga bentuk pelatihan digital nantinya melibatkan seluruh pihak.

“Semua upaya yang kita lakukan untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi perajin anyaman purun di desa agar tidak lagi menjual dengan harga murah kepada para pengepul,” ungkap Budi.

Budi berharap pemberdayaan kepada masyarakat tersebut tidak hanya di lingkungan Desa Sungai Kali saja, tetapi juga seluruh desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Barito Kuala itu dapat merasakan kehadiran tim pengabdian masyarakat khususnya Dosen ULM dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah.
T
im Dosen Pengabdian Masyarakat dari Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM) Budi Kristanto (kanan) dan Farid Nofiard (kiri) menunjukkan contoh kerajinan anyaman purun berupa tas dan tikar, di Desa Sungai Kalai, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (13/9/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)
Dia optimis pemasaran kerajinan anyaman purun di Desa Sungai Kali dapat menjangkau luar daerah hingga ke kancah nasional bahkan mancanegara jika dilakukan secara komitmen dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum Desa Sungai Kali Mariani mengatakan perajin anyaman purun di desa itu sudah turun temurun, namun perkembangan perekonomian tidak terlalu signifikan karena kurangnya ide dan gagasan pemasaran dalam hal penjualan.

“Kita berusaha agar masyarakat disini lebih maju lagi memasarkan kerajinan anyaman purunnya,” ujarnya pula.

Pada kesempatan yang sama, warga Desa Sungai Kali yakni Esah (50) mengaku dirinya sudah berpuluh tahun berprofesi sebagai perajin anyaman purun.

“Kerajinan saya seperti topi misalnya ada saja yang beli, tapi paling hanya laku terjual Rp5.000 per biji,” ungkap Esah.

Baca juga: Dosen ULM Banjarmasin bina masyarakat tingkatkan kualitas produk UKM

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023