Tim Dosen untuk pengabdian masyarakat dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengembangkan dan melatih kemampuan serta tata cara teknik berdebat bagi kalangan pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Banjarmasin.
Tim pengabdian tersebut berasal dari Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM, yakni Ahsani Taqwiem, M.Pd., Lita Luthfiyanti, M.Pd., serta dibantu tiga mahasiswa, yakni Dinda Ayu Nurkamila, Ahmad Zainul Abidin dan Uswayun Hasanah.
Baca juga: ULM terima 128 mahasiswa PMM dari 69 perguruan tinggi di Indonesia
“Kemampuan berdebat tidak hanya untuk kompetisi saja, tetapi juga untuk mengkritisi dan mencermati fenomena di masyarakat maupun pemerintahan,” kata Ketua Tim Pengabdian Dosen Ahsani Taqwiem di Banjarmasin, Sabtu.
Ahsani menyebutkan untuk memiliki kemampuan tersebut, harus terampil berbicara spontan, cepat, tanggap dan kritis melalui latihan yang dilakukan secara bertahap dan berkala.
“Ilmu debat ini untuk menumbuhkan rasa keingintahuan kita mengkaji informasi guna menyuarakan ide dan gagasan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan ada dua hal yang perlu dikuasi seseorang ketika berdebat yaitu kemampuan menyampaikan argumentasi dan mempertahankan pendapat yang dikemukakan dengan cara menggali lebih dalam sudut pandang topik pembahasan.
Ia menuturkan dalam ilmu debat khususnya kategori berkelompok atau tim, antar anggota harus memiliki kerja sama dan strategi agar alur perdebatan tetap sesuai dan tidak meleset dari topik yang dibahas.
Baca juga: Kalsel kemarin, ULM ajarkan pembudidaya pelet ikan hingga olahraga tradisional
Menurutnya, teknik debat tersebut perlu diberikan bagi kalangan pelajar yang memiliki potensi mengikuti perlombaan dari tingkat sekolah, kabupaten kota, provinsi, nasional bahkan hingga level internasional.
Sementara itu, Pemateri kegiatan Dinda Ayu Nurkamila menyebutkan dalam berdebat tidak hanya memusatkan pada argumentasi sendiri, tetapi perlu mencermati kelemahan dari sudut pandang pihak lawan agar dapat dikritisi berdasarkan data yang valid.
Dia mengatakan pelatihan tersebut bertujuan menumbuhkan kepercayaan diri para siswa, sebab beberapa diantaranya tidak memiliki minat dan ketertarikan dikarenakan kurang percaya diri berbicara di hadapan publik, tidak mampu berpikir secara kritis, dan berbagai alasan lain.
“Kita berikan strategi dan trik bagi para siswa untuk memenangkan debat,” ujar Dinda.
Kegiatan pengabdian tersebut diikuti sebanyak 40 siswa kelas XI, dengan harapan meningkatkan wawasan tentang ilmu debat serta memotivasi pihak sekolah melibatkan siswanya mengikuti kompetisi debat.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari siswa, Farah mengaku tertarik untuk menguasai ilmu debat.
“Saya ingin mengasah kemampuan berbicara dan berpikir kritis,” ungkap Farah.
Baca juga: ULM ajarkan pembudidaya produksi pakan pelet ikan secara mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Tim pengabdian tersebut berasal dari Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM, yakni Ahsani Taqwiem, M.Pd., Lita Luthfiyanti, M.Pd., serta dibantu tiga mahasiswa, yakni Dinda Ayu Nurkamila, Ahmad Zainul Abidin dan Uswayun Hasanah.
Baca juga: ULM terima 128 mahasiswa PMM dari 69 perguruan tinggi di Indonesia
“Kemampuan berdebat tidak hanya untuk kompetisi saja, tetapi juga untuk mengkritisi dan mencermati fenomena di masyarakat maupun pemerintahan,” kata Ketua Tim Pengabdian Dosen Ahsani Taqwiem di Banjarmasin, Sabtu.
Ahsani menyebutkan untuk memiliki kemampuan tersebut, harus terampil berbicara spontan, cepat, tanggap dan kritis melalui latihan yang dilakukan secara bertahap dan berkala.
“Ilmu debat ini untuk menumbuhkan rasa keingintahuan kita mengkaji informasi guna menyuarakan ide dan gagasan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan ada dua hal yang perlu dikuasi seseorang ketika berdebat yaitu kemampuan menyampaikan argumentasi dan mempertahankan pendapat yang dikemukakan dengan cara menggali lebih dalam sudut pandang topik pembahasan.
Ia menuturkan dalam ilmu debat khususnya kategori berkelompok atau tim, antar anggota harus memiliki kerja sama dan strategi agar alur perdebatan tetap sesuai dan tidak meleset dari topik yang dibahas.
Baca juga: Kalsel kemarin, ULM ajarkan pembudidaya pelet ikan hingga olahraga tradisional
Menurutnya, teknik debat tersebut perlu diberikan bagi kalangan pelajar yang memiliki potensi mengikuti perlombaan dari tingkat sekolah, kabupaten kota, provinsi, nasional bahkan hingga level internasional.
Sementara itu, Pemateri kegiatan Dinda Ayu Nurkamila menyebutkan dalam berdebat tidak hanya memusatkan pada argumentasi sendiri, tetapi perlu mencermati kelemahan dari sudut pandang pihak lawan agar dapat dikritisi berdasarkan data yang valid.
Dia mengatakan pelatihan tersebut bertujuan menumbuhkan kepercayaan diri para siswa, sebab beberapa diantaranya tidak memiliki minat dan ketertarikan dikarenakan kurang percaya diri berbicara di hadapan publik, tidak mampu berpikir secara kritis, dan berbagai alasan lain.
“Kita berikan strategi dan trik bagi para siswa untuk memenangkan debat,” ujar Dinda.
Kegiatan pengabdian tersebut diikuti sebanyak 40 siswa kelas XI, dengan harapan meningkatkan wawasan tentang ilmu debat serta memotivasi pihak sekolah melibatkan siswanya mengikuti kompetisi debat.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari siswa, Farah mengaku tertarik untuk menguasai ilmu debat.
“Saya ingin mengasah kemampuan berbicara dan berpikir kritis,” ungkap Farah.
Baca juga: ULM ajarkan pembudidaya produksi pakan pelet ikan secara mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023