Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Empat orang di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD) dari total 563 kasus.
Pengelola Pengendalian Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Muhammad Wahyuni di Tanjung, Kamis mengatakan kasus meninggal karena DBD masing-masing di Kecamatan Murang Pudak, Haruai dan Kelua.
"Hingga Januari sampai Juli 2016 total kasus DBD di Kabupaten Tabalong sebanyak 563 dengan empat kasus meninggal dunia," jelas Wahyuni.
Jika sebelumnya kasus DBD ditemukan di wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk cukup tinggi seperti Murung Pudak, Tanjung dan Kelua sekarang pola penyebarannya hingga ke wilayah Utara Tabalong seperti Kecamatan Haruai.
Kasus DBD di `Bumi Saraba Kawa` ini paling banyak ditemukan pada Januari sebanyak 218 kasus dan Februari mencapai 255 penderita.
Karena itu Pemerintah Daerah terus mengupayakan pengendalian DBD dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pengambil kebijakan serta pengelola program kesehatan.
Termasuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi tentang program pengendalian penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Pengelola Pengendalian Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Muhammad Wahyuni di Tanjung, Kamis mengatakan kasus meninggal karena DBD masing-masing di Kecamatan Murang Pudak, Haruai dan Kelua.
"Hingga Januari sampai Juli 2016 total kasus DBD di Kabupaten Tabalong sebanyak 563 dengan empat kasus meninggal dunia," jelas Wahyuni.
Jika sebelumnya kasus DBD ditemukan di wilayah perkotaan dengan kepadatan penduduk cukup tinggi seperti Murung Pudak, Tanjung dan Kelua sekarang pola penyebarannya hingga ke wilayah Utara Tabalong seperti Kecamatan Haruai.
Kasus DBD di `Bumi Saraba Kawa` ini paling banyak ditemukan pada Januari sebanyak 218 kasus dan Februari mencapai 255 penderita.
Karena itu Pemerintah Daerah terus mengupayakan pengendalian DBD dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pengambil kebijakan serta pengelola program kesehatan.
Termasuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi tentang program pengendalian penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016