Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Kalimantan Selatan bersama Pemerintah Kota Banjarmasin, menggelar senam yoga Ibu hamil dan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) gratis kepada warga, dalam rangka memperingati hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Siring Menara Pandang Banjarmasin, Senin.
Kegiatan Senam yoga ibu Hamil diikuti oleh 100 peserta ibu hamil, yang dimaksudkan untuk membuat tubuh sehat dan bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot tubuh pada masa kehamilan maupun setelah persalinan.
Baca juga: Pemkab Tanah Laut gelar gerakan sejuta akseptor
Sementara itu pemeriksaan kehamilan dengan USG, merupakan salah satu cara efektif, untuk mendeteksi resiko jika terdapat kendala dalam kehamilan, sehingga resiko Kematian pada Ibu dan Bayi serta terjadinya stunting dapat secepatnya diantisipasi dan mendapat pertolongan.
“Ketiga resiko itu sangat berkaitan dengan proses kehamilan, jadi kita harus mendampingi, menanyakan mendeteksi ada resiko atau tidak, klo ada resiko apakah mereka dirujuk supaya tidak terlambat dalam penanganan,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Rerproduksi (KBKR) BKKBN RI, Eni Gustina, pada sambutannya.
Lebih lanjut, Eni mengatakan, Jika terdapat kendala selama kehamilan, Ibu dapat mengetahuinya dengan segera jika memeriksakannya, apabila ibu merasakan ada sesuatu yang ganjil pada kehamilan jangan ragu untuk segera ke dokter, jangan menunggu nanti atau besok.
Baca juga: BKKBN Kalsel gulirkan layanan KB serentak "Sejuta Akseptor"
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, pada sambutannya menyampaikan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi di kisaran 189 per 100.000 kelahiran hidup, sementara itu di Kalimantan Selatan mencapai 224 Per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2021.
Menurut Ramlan, angka kematian ibu tersebut, bukan hanya terjadi karena terlambat mendapatkan penanganan, namun juga disebabkan oleh beberapa factor lain, seperti fase sebelum hamil, yaitu kondisi wanita subur yang mengalami anemia, kurang kalori, obesitas dan yang mempunyai penyakit penyerta.
Lebih lanjut, penyebab lainnya dapat berupa pendarahan pasca persalinan, preeklamsia, komplikasi pada masa nifas dan kehamilan di bawah umur.
Ramlan, mengatakan, Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu antara lain dengan menjamin agar setiap ibu memperoleh akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, seperti layanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi.
Selain itu, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan KB termasuk KB pasca salin.
“Salah satu cara efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan kesakitan ibu hamil adalah dengan melakukan latihan fisik seperti meditasi atau yoga. Selain itu, ibu hamil juga harus sering memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan ibu hamil dilakukan minimal 6 kali selama masa kehamilan 9 bulan,” kata Ramlan.
Baca juga: Program sekolah Lansia, bekali lansia menjadi mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kegiatan Senam yoga ibu Hamil diikuti oleh 100 peserta ibu hamil, yang dimaksudkan untuk membuat tubuh sehat dan bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot tubuh pada masa kehamilan maupun setelah persalinan.
Baca juga: Pemkab Tanah Laut gelar gerakan sejuta akseptor
Sementara itu pemeriksaan kehamilan dengan USG, merupakan salah satu cara efektif, untuk mendeteksi resiko jika terdapat kendala dalam kehamilan, sehingga resiko Kematian pada Ibu dan Bayi serta terjadinya stunting dapat secepatnya diantisipasi dan mendapat pertolongan.
“Ketiga resiko itu sangat berkaitan dengan proses kehamilan, jadi kita harus mendampingi, menanyakan mendeteksi ada resiko atau tidak, klo ada resiko apakah mereka dirujuk supaya tidak terlambat dalam penanganan,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Rerproduksi (KBKR) BKKBN RI, Eni Gustina, pada sambutannya.
Lebih lanjut, Eni mengatakan, Jika terdapat kendala selama kehamilan, Ibu dapat mengetahuinya dengan segera jika memeriksakannya, apabila ibu merasakan ada sesuatu yang ganjil pada kehamilan jangan ragu untuk segera ke dokter, jangan menunggu nanti atau besok.
Baca juga: BKKBN Kalsel gulirkan layanan KB serentak "Sejuta Akseptor"
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, pada sambutannya menyampaikan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi di kisaran 189 per 100.000 kelahiran hidup, sementara itu di Kalimantan Selatan mencapai 224 Per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2021.
Menurut Ramlan, angka kematian ibu tersebut, bukan hanya terjadi karena terlambat mendapatkan penanganan, namun juga disebabkan oleh beberapa factor lain, seperti fase sebelum hamil, yaitu kondisi wanita subur yang mengalami anemia, kurang kalori, obesitas dan yang mempunyai penyakit penyerta.
Lebih lanjut, penyebab lainnya dapat berupa pendarahan pasca persalinan, preeklamsia, komplikasi pada masa nifas dan kehamilan di bawah umur.
Ramlan, mengatakan, Sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu antara lain dengan menjamin agar setiap ibu memperoleh akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, seperti layanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi.
Selain itu, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta pelayanan KB termasuk KB pasca salin.
“Salah satu cara efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan kesakitan ibu hamil adalah dengan melakukan latihan fisik seperti meditasi atau yoga. Selain itu, ibu hamil juga harus sering memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan ibu hamil dilakukan minimal 6 kali selama masa kehamilan 9 bulan,” kata Ramlan.
Baca juga: Program sekolah Lansia, bekali lansia menjadi mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023