Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah belajar ke Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan untuk maksimalkan potensi kawasan food estate yang jadi prioritas nasional terhadap ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pertanian Kapuas Yaya mengatakan wawasan yang didapatkan di Tapin ini relevan diimplementasikan untuk pengelolaan proyek strategis nasional (PSN) di sektor pertanian tersebut.
"Walaupun Kapuas dan Tapin sama bunyinya pertanian. Namun di sini jauh lebih banyak yang bisa kami serap ilmunya," ujarnya kepada Antara di Taman Teknologi Pertanian Tapin, Rabu.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang "food estate" untuk pangan IKN Nusantara
Adapun wawasan yang diserap tersebut, diantaranya terkait penyuluh pertanian lapangan (PPL) swadaya, taman demplot hingga taman teknologi.
Untuk taman demplot dan tanam teknologi, kata Yaya, bakal ditindaklanjuti segera agar terwujud di Kabupaten Kapuas.
Sedangkan strategi PPL Tapin, lanjutnya, akan diterapkan ke pertanian di Kapuas agar menambah potensi food estate.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang perda LP2B lindungi 32.343 hektar lahan pertanian
"Strategi dari mereka (pertanian Tapin) akan kami terapkan untuk kami di sana (Kapuas). Kami akui SDM (sumber daya manusia) kami masih terbatas," ujarnya.
Urgensi pembelajaran ini, disebut juga sebagai upaya mempertahankan hingga meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian Kapuas yang berstatus sebagai lumbung pangan nasional khususnya beras.
"Produksi di Kapuas ini 60 persen menopang kebutuhan beras di Kalimantan Tengah," ujarnya.
Tindakan Dinas Pertanian Kapuas ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah provinsi, yakni kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai hasil food estate yang maksimal.
Sekilas info, terkait food estate program nasional era Presiden Joko Widodo ini, di Dadahup, Kabupaten Kapuas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan) pernah menargetkan Februari lalu luas tanam padi bisa mencapai 1.020 hektar.
Baca juga: Bangkitkan pertanian Kalsel sebagai kekuatan ekonomi sambut IKN Nusantara
Mentan juga mengingatkan bahwa untuk mencapai hasil maksimal pengembangan food estate membutuhkan waktu hingga empat tahun karena dihadapkan tantangan kondisinya di lahan rawa yang dipenuhi air.
Maka, kata Yasin, food estate Kalimantan Tengah tak bisa dengan hanya melihat dari yang dicapai saat ini, tapi food estate adalah konsep yang menempuh masa depan secara nasional karena pertanian Indonesia tidak bisa bertumpu di Jawa, Sulawesi hingga Sumatera.
"Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Bapak Presiden Jokowi menunjuk food estate ini untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Baca juga: Umur batu bara diprediksi tinggal 10 Tahun, Bupati Tapin arahkan ke pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kepala Dinas Pertanian Kapuas Yaya mengatakan wawasan yang didapatkan di Tapin ini relevan diimplementasikan untuk pengelolaan proyek strategis nasional (PSN) di sektor pertanian tersebut.
"Walaupun Kapuas dan Tapin sama bunyinya pertanian. Namun di sini jauh lebih banyak yang bisa kami serap ilmunya," ujarnya kepada Antara di Taman Teknologi Pertanian Tapin, Rabu.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang "food estate" untuk pangan IKN Nusantara
Adapun wawasan yang diserap tersebut, diantaranya terkait penyuluh pertanian lapangan (PPL) swadaya, taman demplot hingga taman teknologi.
Untuk taman demplot dan tanam teknologi, kata Yaya, bakal ditindaklanjuti segera agar terwujud di Kabupaten Kapuas.
Sedangkan strategi PPL Tapin, lanjutnya, akan diterapkan ke pertanian di Kapuas agar menambah potensi food estate.
Baca juga: Pemkab Tapin rancang perda LP2B lindungi 32.343 hektar lahan pertanian
"Strategi dari mereka (pertanian Tapin) akan kami terapkan untuk kami di sana (Kapuas). Kami akui SDM (sumber daya manusia) kami masih terbatas," ujarnya.
Urgensi pembelajaran ini, disebut juga sebagai upaya mempertahankan hingga meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian Kapuas yang berstatus sebagai lumbung pangan nasional khususnya beras.
"Produksi di Kapuas ini 60 persen menopang kebutuhan beras di Kalimantan Tengah," ujarnya.
Tindakan Dinas Pertanian Kapuas ini selaras dengan arah kebijakan pemerintah provinsi, yakni kolaborasi pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai hasil food estate yang maksimal.
Sekilas info, terkait food estate program nasional era Presiden Joko Widodo ini, di Dadahup, Kabupaten Kapuas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan) pernah menargetkan Februari lalu luas tanam padi bisa mencapai 1.020 hektar.
Baca juga: Bangkitkan pertanian Kalsel sebagai kekuatan ekonomi sambut IKN Nusantara
Mentan juga mengingatkan bahwa untuk mencapai hasil maksimal pengembangan food estate membutuhkan waktu hingga empat tahun karena dihadapkan tantangan kondisinya di lahan rawa yang dipenuhi air.
Maka, kata Yasin, food estate Kalimantan Tengah tak bisa dengan hanya melihat dari yang dicapai saat ini, tapi food estate adalah konsep yang menempuh masa depan secara nasional karena pertanian Indonesia tidak bisa bertumpu di Jawa, Sulawesi hingga Sumatera.
"Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Bapak Presiden Jokowi menunjuk food estate ini untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Baca juga: Umur batu bara diprediksi tinggal 10 Tahun, Bupati Tapin arahkan ke pertanian
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023