Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin gelisah terhadap rendahnya angka harapan hidup warga Kalimantan Selatan dibanding angka harapan hidup warga Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Timur.
Gubernur Rudy Ariffin Rabu di Banjarmasin mengatakan, angka harapan hidup warga Kalimantan Selatan hingga saat ini rata-rata 63 tahun, jauh lebih rendah dibanding Kalimantan Tengah yang mencapai 72 tahun dan Kalimantan Timur 73 tahun.
"Padahal segala upaya telah dilakukan antara lain yaitu dengan perbaikan pelayanan kesehatan melalui pengobatan gratis bagi warga miskin dan perbaikan fasiltitas rumah sakit," katanya.
Masih rendahnya angka harapan hidup tersebut membuat indeks pembangunan manusia (IPM) Kalsel juga rendah atau masih berada di peringkat ke-26 nasional.
Menurut Gubernur Rudy Ariffin, saat ini beberapa rumah sakit di Kalsel antara lain RSUD Ulin Banjarmasin, RSUD Ansary Saleh dan beberapa rumah sakit swasta di Kalsel menjadi pusat rujukan pasien sakit dari provinsi lain termasuk Kalteng dan Kaltim.
Dari data yang ada, 30 persen dari pasien rumah sakit di Kalsel adalah dari Kalimantan Tengah dan beberapa diantaranya dari Kalimantan Timur.
Namun anehnya, kata dia, justru angka harapan hidup Kalsel masih belum juga terjadi kenaikan.
"Tidak menutup kemungkinan pasien sakit asal Kalteng yang meninggal di Kalsel tercatat sebagai warga Kalsel," katanya.
Salah satu kemungkinan lainnya yaitu terjadi kesalahan metode pendataan sejak awal dari BPS yang perlu dilakukan pengkajian ulang untuk memastikan kebenaran data tersebut.
Rendahnya angka IPM Kalsel juga disebabkan oleh masih tingginya angka kematian ibu dan anak.
Menurut Gubernur Rudy Ariffin, angka kematian bayi dan anak salah satunya disebabkan karena masih tingginya angka usia pernikahan dini di beberapa daerah sehingga perempuan belum siap untuk melahirkan.
Kekurangan bidan desa juga menjadi salah satu sebab masih tingginya angka kematian bayi dan anak tersebut.
"Untuk itu kita memiliki target dalam beberapa tahun kedepan seluruh desa di Kalsel sudah harus ada bidan desanya, dan program tersebut kini telah berjalan," katanya.
Pernyataan gubernur Rudy Ariffin tersebut disampaikan sebagai salah satu bahan kajian untuk 30 perwira Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan penelitian terhadap potensi sumber daya alam, sosial budaya dan keamanan di Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam program kunjungan kuliah kerja dalam negeri (KKDN)./B
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011